Perancis Lakukan Pelonggaran, 70 Kasus Corona Didiagnosis di Sekolah

Perancis Lakukan Pelonggaran, 70 Kasus Corona Didiagnosis di Sekolah
Pengawas berbicara kepada siswa sebelum mereka memulai kembali sekolah di Bordeaux di daerah 'hijau' di Perancis. (The Guardian/Caroline Blumberg/EPA)

Analisadaily.com, Paris – Menteri Pendidikan Perancis, Jean-Michel Blanquer mengatakan, awal pekan setelah pelonggaran pembatasan ketat selama delapan minggu di Perancis, dua sekolah menengah pertama kembali ke kelas. Tetapi, itu hanya di area ‘hijau’ pada peta COVID-19.

Sekitar 145.000 siswa dari dua kelas sekolah menengah bawah (usia 11-12) dan (12-13), diperkirakan kembali di kelas di 4.000 sekolah menengah di zona hijau pada hari Senin (18/5) kemarin.

Setelah mengunjungi sekolah menengah di distrik Eure di Prancis barat, Blanquer berusaha meyakinkan orang tua khawatir membiarkan anak-anak mereka kembali.

"Selalu ada kekhawatiran dan pertanyaan, tetapi meski demikian kita tidak harus mendorong sekolah ke dalam periode sulit saat ini. Karena, akan ada kerusakan jika kita kehilangan satu generasi anak-anak yang telah berhenti pergi ke sekolah selama beberapa bulan,” kata Blanquer dilansir dari The Guardian, Selasa (19/5).

"Penting untuk menggarisbawahi kabar baik hari ini, kembalinya ke sekolah terjadi secara progresif, dan tidak semua orang akan kembali pada saat yang sama, tetapi ini adalah awal dan awal yang penting,” ucapnya.

Blanquer menambahkan dia berharap dapat membuka kembali sekolah di zona merah dan kelas untuk murid yang lebih tua di sekolah menengah dan tinggi segera.

Akan tetapi, Blanquer mengungkapkan, 70 kasus Corona telah didiagnosis sejak 40.000 sekolah dasar dan taman kanak-kanak dibuka kembali pekan lalu.

"Tidak bisa dihindari hal semacam ini akan terjadi, tetapi ini minoritas. Hampir disemua kasus, ini terjadi di luar sekolah,” sambung Blanquer.

Namun, Blanquer tidak merinci apakah dari 70 kasus COVID-19 itu siswa atau guru.

Masih kata Blanquer, sekolah-sekolah yang bersangkutan telah ditutup tetapi menambahkan, bahwa tidak pergi ke sekolah lebih berisiko daripada virus.

“Banyak dokter mengatakan pergi ke sekolah itu kurang berbahaya daripada tinggal di rumah. Anak-anak kita tidak boleh menjadi korban kerusakan jaminan dari tindakan kesehatan kita,” ujar Blanquer.

Dia mengatakan 70 persen siswa masih mengikuti kelas di rumah, tetapi sekitar 500.000 anak muda dalam bahaya ‘putus sekolah’.

“Fenomena ini adalah kekhawatiran utama saya dan terutama memengaruhi anak-anak dari latar belakang yang kurang beruntung. Kita harus membiasakan masyarakat untuk kembali ke sekolah. Ini bukan masalah kecil, itu mendasar,” kata dia.

Keputusan kapan akan membuka tahun sekolah menengah lainnya akan diambil pada akhir bulan ini, dengan kemungkinan pengembalian pada awal Juni. Sebagian besar sekolah putus untuk dua bulan liburan musim panas di awal Juli.

Sekitar 25 cluster Corona telah dilaporkan sejak akhir penguncian Prancis pada 11 Mei, tetapi menteri kesehatan, Olivier Véran, mengatakan, akan membutuhkan waktu dua pekan sebelum pihak berwenang mengetahui jika ada gelombang kasus yang kedua.

Sebanyak 28.108 kematian telah dikaitkan dengan coronavirus di Prancis sejak Maret.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi