Langkah Penting Menuju Zona Aman Covid-19

Langkah Penting Menuju Zona Aman Covid-19
Sejumlah penumpang turun dari bus AKAP di Terminal Bus Pakupatan, Serang, Banten, Rabu (17/6/2020). (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Analisadaily.com, Jakarta - Penularan virus corona Covid-19 masih terjadi hingga hari ini di wilayah nusantara. Gugus Tugas Nasional dan Daerah bersinergi untuk mengajak semua komponen bangsa untuk menjadikan wilayah-wilayah aman Covid-19.

Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Gugus Tugas Nasional, dr. Reisa Broto Asmoro menyampaikan, dinamika perubahan zonasi berdasarkan tingkat risiko sangat dipengaruhi berbagai indikator. Gugus Tugas Nasional menetapkan pemetaan zonasi dengan warna hijau, kuning, oranye dan merah.

Kategorisasi warna tersebut mewakili pencapaian indikator epidemiologi, dan data kesehatan masyarakat. Warna hijau menunjukkan wilayah tanpa penularan Covid-19, sedangkan warna lain menunjukkan tingkat risiko penularan sedang hingga tinggi.

“Diingat, perubahan atau dinamika zonasi kabupaten-kota sangat tinggi. Bisa saja sebuah wilayah berpindah dari zona risiko rendah menjadi zona risiko tinggi. Apabila ada yang tidak lagi disiplin menerapkan protokol kesehatan,” kata dr. Reisa, ditulis Selasa (7/7).

Minggu lalu ada 53 kabupaten/kota dengan risiko kenaikan kasus yang tinggi. Sedangkan berisiko sedang berjumlah 177 kabupaten/kota dan berisiko rendah 185 kabupaten/kota dengan risiko rendah.

“Lalu ada 99 kabupaten/kota tidak terdampak atau tidak ada kasus baru,” ujarnya.

Angka-angka itu dapat berubah dan data terkini akan diumumkan oleh Tim Pakar Gugus Tugas Nasional. Dokter Reisa menyampaikan, data Gugus Tugas mencatat perubahan peta zonasi risiko rendah dan tidak terdampak per akhir bulan lalu.

Jumlah wilayah tersebut pada 31 Mei 2020 berjumlah 46,7 persen sedangkan per 28 Juni 2020 bertambah menjadi 55,3 persen. Ini merupakan kabar baik dalam penanganan Covid-19 di tanah air. Menurutnya, ada tiga langkah kunci untuk menuju zona aman Covid-19.

Pertama, pengawasan ketat oleh pemerintah daerah. Kedua, kedisiplinan seluruh anggota masyarakat. Mulai dari para tokoh agama dan budaya, akademisi, dunia usaha, serta media massa.

Ketiga, visi bahwa daerah yang lebih sehat akan membuat masyarakat lebih produktif, dan wilayah tersebut, jauh lebih kompetitif. Baik dari sisi kualitas sumber daya manusia, maupun dari sisi persepsi positif citra daerah tersebut.

Dokter Reisa menekankan bahwa keberhasilan bersama melalui pandangan tersebut hanya dapat diraih melalui gotong royong.

“Kerja bersama mendisiplinkan diri, melakukan perubahan, menerapkan adaptasi kebiasaan baru. Ingat, jaga jarak aman 1 sampai 2 meter, pakai masker dengan benar, cuci tangan minimal 20 detik, dan menjalankan perilaku hidup bersih dan gaya hidup sehat,” pesan dr. Reisa.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi