Petugas kesehatan mengambil sampel lendir warga saat tes usap (swab test) drive-thru di Jalan Jendral Sudirman Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (24/6/2020). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama)
Analisadaily.com, Yogyakarta - Tes usap atau swab aman dilakukan serta tidak membahayakan atau merusak otak. Hal ini ditegaskan oleh dokter spesialis THT Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada (UGM) dr. Anton Sony Wibowo.
"Tidak benar jika tes swab Covid-19 bisa merusak otak karena hanya dilakukan sampai nasofaring atau dinding paling belakang hidung dan rongga mulut," kata Anton, dilansir dari
Antara, Sabtu (25/7).
Kabar tentang tes usap Covid-19 dapat merusak otak ramai beredar di media sosial. Ada netizen mengklaim tes usap hidung yang tajam telah menusuk otak dan membuatnya melakukan lobotomi.
Dijelaskan Anton, lokasi penghalang darah otak relatif jauh dari lokasi anatomi tempat tes usap dilakukan. Selain itu, penghalang darah otak dilindungi tulang dasar otak yang relatif kuat.
"Tes itu tidak akan merusak penghalang darah otak, kecuali pada kondisi tertentu. Misalnya, pecahnya dinding dasar otak akibat tumor atau trauma," jelasnya.
Tes usap saat ini cukup ramai diperbincangkan karena menjadi salah satu metode dalam mendeteksi keberadaan virus corona jenis baru penyebab Covid-19 pada manusia.
Tes dilakukan dengan mengambil sampel lendir, dahak, atau cairan di daerah nasofaring ataupun orofaring pada pasien yang diduga terinfeksi Covid-19.
"Tes swab sampai sekarang menjadi diagnosis utama Covid-19, karena bisa mendeteksi keberadaan virus dalam tubuh," terangnya.
Selain tes usap, rapid test antibodi merupakan metode lain yang banyak digunakan untuk skrining awal Covid-19.
"Hanya saja, tes cepat ini memiliki akurasi lebih rendah dibandingkan swab test karena hanya baru bisa mendeteksi antibodi dalam tubuh saja, bukan keberadaan Covid-19," tandasnya.
(RZD)