Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito berpose usai memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (21/7/2020). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Analisadaily.com, Jakarta - Penentuan peta atau zonasi risiko di daerah hanya dilakukan oleh Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 dengan menggunakan 15 indikator terkait epidemiologi, surveilans, dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Hal itu dikatakan Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers daring dari Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (6/8), merespons pro-kontra klaim zona hijau untuk wilayah Kota Surabaya.
Dilansir dari
Antara, Wiku mempersilahkan masyarakat memeriksa peta risiko masing-masing daerah yang sudah termuat di situs resmi pemerintah www.covid-19.go.id.
Jika merujuk peta risiko di laman tersebut per hari ini Surabaya masih dikategorikan sebagai wilayah dengan tingkat risiko tinggi untuk penularan Covid-19 atau zona merah.
“Zonasi nasional secara resmi hanya dilakukan oleh Satgas Covid-19,” tegasnya.
Wiku menekankan peta risiko dari Satgas Covid-19 itulah yang menjadi acuan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menetapkan kebijakan penanganan dan pencegahan penularan Covid19.
“Ini jadi acuan dengan 15 indikator terkait epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat dan indikator pelayanan kesehatan,” ujarnya.
Pemerintah Kota Surabaya mengklaim wilayahnya sudah menjadi zona hijau atau daerah berisiko rendah penularan Covid-19.
“Saya tunjukkan data dari Kementerian Kesehatan di mana kondisi Surabaya itu warnanya sudah hijau, yang artinya penularannya sudah rendah. Lalu yang sembuh sudah banyak,” kata Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, Senin (3/8).
(RZD)