Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan sambutan sebelum menandatangani Nota Kesepahaman Kerja Sama Diplomasi Ekonomi untuk mendukung BUMN Go Global di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat (17/7/2020). (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
Analisadaily.com, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir mengatakan, kerja sama PT Biofarma dan Sinovac dalam pembuatan vaksin Covid-19 bukan sekadar transaksi dari sisi ekonomi, melainkan transfer teknologi maupun pengetahuan.
"Biofarma kerja sama dengan Sinovac adalah kerja sama yang win-win (saling menguntungkan). Biofarma tidak tukang jahit, ada sebuah kesepakatan dengan Sinovac yang namanya transfer knowledge, transfer teknologi, ini yang perlu digarisbawahi," kata Erick, dilansir dari Antara, Jumat (21/8).
Erick yang juga Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) menerangkan, untuk penyaluran bahan baku vaksin dari Sinovac, sedianya akan dimulai pada November 2020.
"Indonesia membuka dan menjajaki kerja sama internasional lainnya untuk memastikan dan mengakselerasi ketersediaan vaksin Covid-19 yang aman dan efektif," sebutnya.
Disebutkannya, kerja sama internasional di bidang vaksin menjadi salah satu dari berbagai upaya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19, di antaranya melakukan 3T (test, trace, treat), mendorong perubahan perilaku.
Kemudian, menyiapkan kemandirian bangsa lewat pengembangan vaksin merah putih dan terapi penyembuhan, hingga menyiapkan kapasitas produksi dan distribusi di dalam negeri untuk produksi dan vaksinasi massal.
"Sambil menunggu vaksin Merah Putih, vaksin dari negara lain masih dibutuhkan untuk melindungi masyarakat Indonesia agar 'Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit'," ucapnya.
Erick sebelumnya menyampaikan bahwa target pemberian vaksin Covid-19 ke masyarakat pada awal tahun 2021 menjadi quick win pemerintah.
"Quick win, bagaimana kita memastikan vaksin bisa mulai dilakukan secara besar-besaran an awal tahun depan," ungkapnya.
(RZD)