Bakti sosial dari INTI untuk masyarakat korban erupsi Gunung Sinabung (Analisadaily/Alex Ginting)
Analisadaily.com, Berastagi - Upaya membangun daerah dan masyarakat Kabupaten Karo, khususnya dalam penanganan erupsi Gunung Sinabung tidak ada kata berhenti. Itulah komitmen mantan Kapolres Karo, Brigjen Pol. Ricky Wakanno Ginting.
"Walau sebatas doa, niat dan rencana tetap menggema di hati. Bantuan dengan pemberian sembako tetap dilakukan meski itu belum menyentuh banyak warga terdampak," kata Ricky Wakanno kepada
Analisadaily.com di Berastagi, Minggu (30/8).
Acara bakti sosial bersama Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) di Kota Berastagi dilakukan pasca erupsi Gunung Sinabung dan saat pandemi Covid-19.
Acara itu dipimpin Ketua Harian INTI, Indra Wahidin, didampingi Hansen Sinulingga, Brigjen Pol. Ricky Wakanno, Kolonel J. Sembiring dan Letkol Setia Budi.
Turut hadir dalam bakti sosial itu Ketua Moderamen GBKP Pdt Agustinus Purba, Bupati Karo Terkelin Brahmana, Kapolres Karo AKBP Yustinus Setyo Indriono, Dandim 0205/TK Letkol Kav. Yuli Eko Hardianto, Kepala BNN Karo AKBP Happy Karo-karo dan Plt. Kepala BPBD Karo Natanael Peranginangin
Pada kesempatan itu Ricky Wakanno yang kini bertugas di Baharkam Mabes Polri mengingatkan masyarakat Karo agar tetap memelihara semangat juang.
Menurutnya semangat juang masyarakat Karo yang sangat tinggi bisa dibuktikan dengan hadirnya makam pahlawan kedua di Indonesia setelah di Kota Surabaya.
"Hadirnya pembangunan tugu perjuangan di tengah kota wisata Berastagi yang merupakan lintasan masyarakat berbagai kabupaten dan provinsi yang harus diapresiasi dan dijalankan," tegas Ricky yang sudah ditabalkan secara adat memiliki marga Ginting pada akhir jabatannya sebagai Kapolres Karo tahun 2006.
Sementara Indra Wahidin menjelaskan bahwa bakti sosial ini merupakan gagasan masyarakat Tionghoa yang peduli terhadap penderita masyarakat Karo pasca erupsi Gunung Sinabung.
"Kegiatan bakti sosial di Tanah Karo, khusus dalam menghadapi erupsi Sinabung yang belum lama ini kembali terjadi dan masyarakat luas yang menghadapi pandemi Covid-19 adalah murni gagasan masyarakat Tionghoa yang tinggal di Jakarta sebagai bentuk solidaritas sesama anak bangsa," sambung Wahidin dan Hansen.
Menurutnya masyarakat Tionghoa di Jakarta selalu mengingat dan memberikan bantuan sejak pertama kali Gunung Sinabung erupsi.
"Ini bukan bantuan yang pertama kali dilakukan di Kabupaten Karo. Bukan artinya membangga-banggakan. Tapi ini sebagai wujud peduli kami dari Jakarta,” tukas Hansen.
(ALEX/EAL)