Studi: Depresi Naik 3 Kali Lipat dari Sebelum Pandemi Covid-19

Studi: Depresi Naik 3 Kali Lipat dari Sebelum Pandemi Covid-19
Ilustrasi (Pixabay)

Analisadaily.com, Kanada - Berdasarkan studi terbaru, tingkat depresi meningkat tiga kali lipat dibandingkan sebelum pandemi virus corona Covid-19. Studi terbaru ini dilakukan para peneliti dari University of Toronto di Kanada.

Dilansir dari CNNIndonesia, Jumat (11/9), depresi menurut penelitian yang diterbitkan Journal of American Medical Association itu meliputi gejala ringan hingga parah. Eurekalert melaporkan, ada lebih 73.000 sampel orang dewasa di Amerika Serikat dari Household Pulse Survei.

Pendataan mingguan oleh Biro Sensus AS mengumpulkan informasi dampak sosial dan ekonomi akibat Covid-19. Peneliti menemukan, orang dewasa yang mengalami empat gejala umum kecemasan dan depresi memiliki risiko dua kali lebih besar untuk menunda perawatan medis atau tidak menerima perawatan medis yang diperlukan di tengah pandemi.

"Ini mengkhawatirkan, karena menunda perawatan medis dapat berdampak buruk pada kesehatan jangka pendek dan panjang, tergantung kondisinya," jelas Asisten Profesor di University of Toronto, Kyle T. Ganson.

Sementara laman kesehatan WebMD melaporkan, data keseluruhan memperlihatkan dalam studi ini orang dengan pendapatan rendah yang kehilangan pekerjaan dan tabungan adalah kelompok paling terpengaruh.

"Orang dengan pendapatan rendah dua kali lebih mungkin mengalami depresi, dan orang dengan pendapatan yang sama tetapi memiliki tabungan, lebih sedikit 1,5 kali kemungkinannya mengalami depresi," kata Ketua Peneliti yang juga Direktur Pengembangan Strategis di Boston University's School of Public Health, Catherine Ettman.

Ettman menilai, pandemi ini bukan hanya satu peristiwa, melainkan juga ada ketakutan, kecemasan, dan konsekuensi ekonomi yang dramatis, terutama di antara orang-orang dengan sumber daya yang lebih sedikit.

"Siapapun harus memperhatikan masalah kesehatan mental," ujarnya.

Untuk diketahui, penelitian ini melibatkan lebih dari 1.400 orang berusia 18 tahun ke atas yang menyelesaikan survei Covid-19 and Life Stressors Impact on Mental Health and Well-Being antara 31 Maret hingga 13 April.

Data kemudian dibandingkan dengan data lebih 5.000 orang yang mengikuti Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional dari 2017 sampai 2018. Sejak pandemi, 25 persen responden melaporkan depresi ringan, dibandingkan saat sebelum pandemi tercatat 16 persen.

Sementara 15 persen mengalami depresi sedang dan sebelum pandemi tercatat 6 persen. Seorang ahli yang tidak terlibat dalam penelitian berpendapat, tingkat depresi akibat Covid-19 mungkin akan lebih tinggi dibanding data yang diambil pada Maret dan April.

"Saya mengantisipasi, ini bahkan akan lebih, tetapi tidak ada cara untuk mengetahuinya secara pasti," kata Direktur Asosiasi Divisi Psikiatri Anak dan Remaja di Northwell Health, New Hyde Park, Dr. Robert Dicker.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi