Wakil Bupati Serdang Bedagai, Darma Wijaya, meletakkan batu pertama pembangunan bengkel alusintan (Analisadaily/Efendi Lubis)
Analisadaily.com, Dolok Masihul - Wakil Bupati Serdang Bedaga, Darma Wijaya, meletakkan batu pertama pembangunan bengkel dan rumah peralatan untuk industri pertanian (alusintan) di Desa Kerapuh, Kecamatan Dolok Masihul, Kamis (17/9).
Kegiatan itu dirangkaikan dengan penyerahan bantuan sarana prasarana pertanian berupa alat penyemprot hama dan traktor tangan kepada sejumlah kelompok tani yang tergabung dalam wadah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) se-Kecamatan Dolok Masihul.
Ketua Gapoktan Dolok Masihul, Boirin mengatakan, pembangunan bengkel dan rumah Gapoktan menelan biaya sebesar Rp 300 juta yang sumber dananya berasal dari swadaya masyarakat petani secara bergotong-royong.
"Selama ini jika peralatan pertanian mengalami kerusakan, untuk memperbaikinya terpaksa harus dibawa keluar daerah. Selain jaraknya jauh, juga menyita waktu lama," kata Boirin.
Menurutnya keberadaan bengkel alusintan dapat membantu para petani untuk melakukan perawatan atau memperbaiki peralatan yang rusak, sekaligus menghemat biaya dan waktu para petani.
"Karena langsung ditangani di bengkel ini, tidak perlu lagi dibawa keluar daerah," ujarnya.
Lebih lanjut Boirin menjelaskan, Gapoktan sudah melakukan perjanjian kerja sama dengan PT Socfindo Bangun Bandar, Kecamatan Dolok Masihul.
Dalam perjanjian itu tertuang kesepakatan kalau ada jalan yang rusak hingga menghambat kelancaran petani dalam mengangkut hasil panen, PT Socfindo siap memperbaiki akses jalan ke kawasan pertanian penduduk di seputar kebun.
Sementara Wakil Bupati Serdang Bedagai, Darma Wijaya, dalam kesempatan itu mengapresiasi para patani yang tergabung dalam Gapoktan.
"Pertama kali dalam sejarah satu terobosan baru dilakukan Gapoktan di Kecamatan Dolok Masihul. Ke depan diharapkan keberadaan bengkel dan rumah alusintan ini ada di tiap kecamatan se-Kabupaten Serdang Bedagai," ujar Darma.
"Mari kita rawat alat untuk industri pertanian, jangan seperti selama ini keberadaan alusintan seolah tidak ada yang merasa memiliki, bahkan tidak ada tempat atau rumah penyimpanan alusintan sehingga rentan diterlantarkan. Apalagi kalau sudah kondisinya rusak, padahal masih bisa diperbaiki untuk digunakan lagi," ungkapnya.
Kadis Pertanian Serdang Bedagai, Radianto, menyampaikan bahwa hasil pertanian di Sergai masih di bawah rata-rata 62 kwintal ton per hektare.
"Sebenarnya angka ini merupakan angka tertinggi di Sumatera Utara," sebutnya.
(FEL/EAL)