Wakil Ketua TP PKK Aceh, Dyah Erti Idawati (Analisadaily/Muhammad Saman)
Analisadaily.com, Banda Aceh - Seluruh lapisan masyarakat Aceh diminta senantiasa berhati-hati dan tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Pasalnya, saat ini tidak ada lagi tempat yang aman dari penularan Covid-19. Bahkan penularan virus asal Wuhan itu mulai muncul dari klaster keluarga.
"Ini menjadi perhatian PKK, fokus kita kan pada keluarga, jadi jangan sampai keluarga kita terancam Covid-19," kata Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idwati, saat menjadi narasumber dalam webinar pencegahan dan penerapan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19, Selasa (29/9).
Webinar tersebut juga diisi empat narasumber lain, yakni Kepala Dinas Kesehatan Aceh Hanif, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong Aceh Azhari, Direktur RSUDZA dr. Azharuddin dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Aceh Saifullah Abdulgani.
Adapun peserta webinar tersebut seluruh kader PKK mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan, hingga gampong di seluruh Aceh. Ikut juga para tenaga kesehatan baik dari puskesmas maupun rumah sakit di kabupaten/kota. Serta peserta lainnya dari berbagai unsur yang terlibat dalam penanganan Covid-19.
Dyah menjelaskan, klaster keluarga dapat terjadi saat salah satu anggota keluarga terinfeksi virus Corona, lalu menularkan ke anggota keluarga lainnya sehingga satu rumah tangga tertular Covid-19 saat berada di rumahnya sendiri.
"Oleh sebab itu, anggota keluarga yang acap melakukan aktivitas di luar rumah harus memproteksi diri dengan disiplin memakai masker, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak," harap Dyah.
Dyah mengimbau, setiap anggota keluarga memiliki kesadaran tinggi dalam penerapan protokol kesehatan. Sehingga potensi terpapar virus Corona tidak terjadi. Dengan demikian keluarga di rumah pun akan selamat dari ancaman penularan virus Corona.
"Begitu mudahnya virus ini menular, oleh sebab itu dalam berinteraksi antar sesama anggota keluarga harus juga waspada," terang Dyah.
Dyah menyebut setidaknya ada tiga hal yang menyebabkan klaster keluarga semakin masif. Pertama, membiarkan anak-anak bermain secara bersama-sama di lingkungan perumahan tanpa protokol kesehatan.
Kedua, adanya anggota keluarga yang kerap melakukan perkumpulan bersama warga di sekitaran rumah. Terakhir, keluarga melakukan liburan, piknik atau jalan-jalan ke tempat publik yang ramai.
Selain permasalahan klaster keluarga, Dyah juga membahas permasalahan komorbid yang menjadi penyebab rasio kematian Covid-19 tinggi.
Dalam kesempatan itu, ia meminta seluruh kader PKK di tingkat kabupaten hingga gampong untuk memberikan upaya perlindungan bagi masyarakat yang mengalami penyakit penyerta atau komorbid.
"Ada beberapa penyakit komorbid yang perlu kita waspadai, yang pertama hipertensi, ginjal, jantung, paru-paru. Orang-orang yang mengalami penyakit ini harus cukup waspada dan mari kita lindungi mereka," ujar Dyah.
Dalam kesempatan sama, Dyah mengingatkan seluruh kader PKK di Aceh berperan dalam penanggulangan Covid-19. Ia meminta kader PKK untuk terus mengupdate informasi-informasi terkait virus Corona pada masyarakat.
Baik tentang sosialisasi pencegahan maupun empat poin yang perlu diperhatikan di Aceh, yakni kasus positif yang meningkat, jumlah kematian mulai bertambah, perkembangan baru klaster keluarga dan kewaspadaan bagi kelompok rentan.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr. Hanif, mengatakan, kader PKK di seluruh Aceh, terutama yang di tingkat gampong, dapat berperan dalam penanggulangan Covid-19. Ia meminta kader Tim Penggerak PKK melakukan manajemen kesehatan masyarakat dalam penanggulangan Covid-19.
"Manajemen kesehatan masyarakat merupakan serangkaian kegiatan kesehatan masyarakat yang dilakukan terhadap kasus. Jadi kader PKK harus tahu melakukan apa jika ada orang yang dicurigai terpapar virus corona," sebut Hanif.
Hanif menyebutkan beberapa kegiatan manajemen kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan bagi mereka yang dicurigai, yaitu isolasi, pemantauan, pemeriksaan spesimen, penyelidikan epidemiologi dan komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG) Aceh, Azhari, menyatakan, kader PKK bersama relawan dan aparatur gampong perlu menggerakkan gerakan 3 M, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Penerapan tiga hal tersebut dianggap penting, sebab dapat menjadi solusi sebelum adanya vaksinasi Covid-19.
"Kemudian kita juga perlu melakukan langkah testing, tracing dan treatment," sebut Azhari.
Ia berharap, kader PKK dapat berkolaborasi di tingkat gampong untuk melakukan upaya penanganan Covid-19.
"Saat ini di gampong sudah ada dana yang dialokasikan Pemerintah Pusat. Dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pencegahan dan penanganan Covid-19," jelas Azhari.
Azhari mengatakan, PKK Gampong memiliki peran dalam menentukan kebijakan penggunaan anggaran gampong untuk penanganan Covid-19. Terutama bagi Ketua PKK gampong, sebagai istri Keuchik tentu Ketua PKK dapat memberikan saran yang membangun agar kebijakan penanganan di tingkat gampong memberi dampak yang baik untuk masyarakat.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani, mengatakan, penyampaian informasi terkait pandemi covid-19 perlu diatur dan ditakar agar tidak menimbulkan keresahan masyarakat.
"Seperti saat ini, meningkatnya angka Covid-19 yang begitu tajam membuat masyarakat kian cemas, untuk itu kita perlu menyajikan informasi menenangkan yakni melaporkan jumlah kesembuhan, misalnya," terang dia.
Menurut pria yang akrab disapa SAG itu, setiap orang memiliki persepsi berbeda terhadap Covid-19. Ada yang begitu peduli dan ada yang menganggap remeh. Oleh sebab itu, informasi yang disajikan harus menyesuaikan dengan kondisi masyarakat.
(MHD/EAL)