Duta Besar Korea Utara untuk PBB, Kim Song berbicara selama konferensi pers di New York, AS, 7 Oktober 2019. (REUTERS/Brendan McDermid)
Perdamaian sejati hanya dapat dijaga jika seseorang memiliki kekuatan mutlak untuk mencegah perang itu sendiri
Analisadaily.com, New York - Duta Besar Korea Utara untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kim Song mengatakan, negaranya memiliki pencegah perang yang andal dan efektif untuk pertahanan diri dan sekarang akan fokus pada pengembangan ekonominya. Meskipun, ia mengakui, sanksi internasional merupakan penghalang.
Berbicara di depan Majelis Umum PBB, Selasa (29/9), Kim juga mengatakan situasi anti-epidemi di negaranya sekarang berada di bawah kendali yang aman dan stabil sebagai hasil dari tindakan yang diambil untuk menahan penyebaran virus Corona baru.
Korea Utara mengatakan tidak memiliki kasus yang dikonfirmasi, meskipun beberapa pejabat Amerika Serikat meragukan klaim itu.
Sudah terbebani oleh sanksi internasional yang keras atas program rudal nuklir dan balistiknya, Pyongyang juga menghadapi kerusakan ekonomi yang signifikan dari penutupan perbatasan yang ketat dan tindakan lain yang bertujuan untuk mencegah wabah Corona dan berjuang untuk mengatasi kerusakan akibat badai dan banjir baru-baru ini.
"Berdasarkan jaminannya yang dapat diandalkan untuk menjaga keamanan negara dan rakyat, DPRK sekarang mengarahkan semua upayanya untuk pembangunan ekonomi," kata Kim, menggunakan nama resmi negaranya, Republik Demokratik Rakyat Korea.
“Faktanya kami sangat membutuhkan lingkungan eksternal yang mendukung pembangunan ekonomi. Tapi, kita tidak bisa menjual martabat kita hanya dengan harapan akan transformasi yang brilian, martabat yang telah kita pertahankan sama berharganya dengan hidup kita sendiri. Ini adalah posisi teguh kita,” ujar Kim dilansir dari
Channel News Asia, Rabu (30/9).
Dia mengatakan Korea Utara masih terancam oleh perangkat keras militer seperti pesawat tempur siluman yang digunakan di Semenanjung Korea dan segala jenis serangan nuklir langsung ditujukan ke DPRK.
"Perdamaian sejati hanya dapat dijaga jika seseorang memiliki kekuatan mutlak untuk mencegah perang itu sendiri. Karena kami telah memperoleh penangkal perang yang andal dan efektif untuk pertahanan diri dengan mengencangkan ikat pinggang kami, perdamaian dan keamanan semenanjung Korea dan kawasan itu sekarang dipertahankan dengan kuat,” tegas Kim.
Para pengawas sanksi PBB yang independen melaporkan kepada Dewan Keamanan PBB pada Agustus, bahwa Korea Utara terus menekan dengan program senjata nuklirnya dan beberapa negara percaya, mereka mungkin mengembangkan perangkat nuklir mini agar sesuai dengan hulu ledak rudal balistiknya.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump telah bertemu tiga kali sejak 2018, tetapi gagal membuat kemajuan dalam seruan AS kepada Pyongyang untuk menyerahkan senjata nuklirnya dan tuntutan Korea Utara untuk diakhirinya sanksi.
Partai berkuasa Korea Utara merencanakan kongres pada Januari untuk memutuskan rencana lima tahun baru, lapor media pemerintah bulan lalu, setelah pertemuan partai mencatat penundaan serius dalam meningkatkan ekonomi nasional dan standar hidup.
(CSP)