Seorang pengunjung mengabadikan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan gawainya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Analisadaily.com, Medan - Baik Rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), meskipun sempat menguat cukup tajam di sesi perdagangan pembukaan. Namun kinerjanya justru mengalami perlambatan di sesi perdagangan selanjutnya, hingga pasar ditutup.
Analis Pasar Modal, Gunawan Benjamin mengatakan, kinerja mata uang Rupiah misalnya. Sempat menguat di sesi pembukaan di level 14.605 per US Dolar. Namun setelah itu berangsur mengurangi penguatannya.
“Mata uang rupiah ditutup di level 14.735 per US Dolar. Atau mengalami kenaikan 65 poin dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya,” kata Gunawan, Selasa (6/10).
Sementara itu, IHSG yang sempat di sesi pembukaan mencatatkan kenaikan di atas 1 persen. Di sesi penutupan mencatatkan kenaikan sebesar 0.82 persen di level 4.999,22. IHSG ditutup nyaris di level psikologis 5.000 yang mengindikasikan posisi IHSG masih akan sulit untuk berada di atas 5.000 pada perdagangan besok.
“Terlebih jika pada perdagangan besok justru ada banyak sentimen pasar yang berkembang nantinya,” terang Gunawan.
Disebutkannya, dari dalam negeri sendiri, pelaku pasar masih mengamati perkembangan aksi demonstrasi atau unjuk rasa yang berlangsung.
“Masih terkait dengan Omnibus Law, dan selama masa aksi masih berorasi dengan tertib, saya yakin pasar akan merespons positif aksi damai tersebut,” ujarnya.
Di sisi lainnya, lanjut Gunawan, kondisi bisa saja berubah dan bisa memburuk jika kombinasi sentimen internal dan eksternal berkecamuk.
“Akan tetapi, data-data ekonomi sepertinya akan menyajikan hal hal positif. Hanya saja, pelaku pasar juga masih akan tetap mengambil posisi wait and see selama proses demonstrasi berlangsung,” sebutnya.
“Jadi, pasar keuangan masih tetap memiliki tren penguatan. Sembari menanti perkembangan terkait dengan aksi demonstrasi serta data-data ekonomi yang tersajikan dalam waktu dekat,” sambungnya.
(RZD)