Penghormatan Terakhir Untuk Tamin Sukardi

Penghormatan Terakhir Untuk Tamin Sukardi
Upacara penghormatan terakhir untuk Tamin Sukardi (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Jangan pernah merendahkan seorang manusia dan menyusahkan orang lain. Demikian nasehat Tamin Sukardi semasa hidup kepada kelima anaknya.

Nasehat ini selalu diingat oleh putra-putri Tamin Sukardi, meski suami dari Lina Djohan tersebut telah meninggal.

Eddy Tanoto, anak bungsu dari Tamin Sukardi menyatakan selama masa hidupnya, sang ayah senantiasa memberikan nasehat dan saran kepada putra-putrinya, termasuk kepada manajemen dan staf perusahaan.

Eddy menyebut setidaknya ada tujuh poin penting yang selalu mereka ingat dari nasehat Tamin Sukardi, di antaranya jangan pernah merendahkan seorang manusia, apalagi sampai menyusahkan orang lain. Semua hal sudah ditakdirkan, tidak usah memaksakan kehendak hanya untuk menang sendiri.

“Semua nasehat berharga itu masih terngiang dalam ingatan kami, sebagai anak tentu kami akan menjalankan semua nasehat yang disampaikan Bapak. Mohon doanya, semoga kami mampu melaksanakannya,” ujar Eddy Tanoto dalam sambutannya pada acara penghormatan terakhir kepada almarhum Tamin Sukardi di Vihara Suwarnadwipa, Taman Simalem Resort, Kabupaten Karo, Rabu (28/10).

Eddy mengatakan sungguh merupakan suatu pukulan yang berat baginya sekeluarga tatkala mendapati kenyataan bahwa ayahnya telah meninggalkan mereka untuk selama-lamanya.

Eddy mengaku selama hidupnya, Tamin Sukardi telah memberikan yang terbaik buat keluarga, istri, anak, cucu dan juga semua karyawan dan teman relasinya.

“Beliau mengajarkan kita semua untuk hidup sederhana, dengan dipanggilnya Pak Tamin menunjukkan bahwa Tuhan sangat mengasihi bapak kami. Dan sekarang, tinggallah kami sebagai keluarga yang akan melanjutkan nilai-nilai kebajikan almarhum yang telah teladankan kepada kami semasa hidupnya,” ungkap Eddy dengan nada sedih.

Eddy menyatakan atas nama keluarga besar Tamin Sukardi mengucapkan syukur dan terima kasih kepada rekan-rekan yang sudah meringankan langkah untuk hadir di acara penghormatan terakhir untuk almarhum ayahnya.

Seorang pengusaha dermawan Tamin Sukardi meninggal di RS Royal Prima Medan, Sabtu (24/10) pagi, karena gagal jantung setelah menjalani perawatan Covid-19.

Sorenya, jenazah pria berumur 77 tersebut langsung dikremasi di Tanjung Morawa dengan diiringi hujan lebat, seolah alam ikut bersedih atas kepergian seorang tokoh masyarakat sebelum waktunya.

Empat hari setelah meninggalnya Tamin Sukardi, keluarga menggelar acara penghormatan terakhir untuk almarhum di Vihara Suwarnadwipa Taman Simalem Resort.

Diiringi isak tangis, ratusan masyarakat multi etnis dari berbagai suku dan agama turut beri penghormatan terakhir kepada almarhum Tamin Sukardi.

Mereka yang merupakan karyawan dan kerabat dekat ini datang dari berbagai daerah dengan mematuhi protokol kesehatan ke acara penghormatan terakhir Tamin Sukardi.

Acara yang turut dihadiri Bupati Karo Terkelin Brahmana dan Komandan Kodim 0205/TK Letkol Kav. Eko Yuli Hardianto berlangsung khidmat di tengah hembusan angin yang sejuk dan cuaca yang cerah.

Bupati Karo Terkelin Brahmana menyatakan sedih telah kehilangan salah satu tokoh pembangunan yang selama ini cukup peduli dengan perkembangan pariwisata di Kabupaten Karo.

Terkelin menyatakan semasa hidupnya, Tamin Sukardi tidak pernah menyombongkan diri atas berbagai prestasi yang pernah diukirnya. Terkelin menyebut diantara prestasi fenomenal yang menunjang kemajuan pariwisata di Karo adalah berdirinya Hotel Sibayak dan Taman Simalem Resort.

“Jasa-jasa almarhum Tamin Sukardi ini bisa diingat sampai anak cucu kita,” kata Terkelin saat menyampaikan sambutan diacara penghormatan terakhir Tamin Sukardi di Vihara Suwarnadwipa, Taman Simalem Resort.

Kiprah Tamin Sukardi

Almarhum Tamin Sukardi mulai mengawali kiprahnya dalam pembangunan di negeri ini pada awal tahun 1970. Saat itu di era kepemimpinan Gubernur Sumut Marah Halim Harahap, Tamin membangun Medan Fair, membangun kantor regional Indosat di Jalan Perintis Kemerdekaan dan Pasar Peringgan.

Lalu pada tahun 1987, Tamin Sukardi mulai mengembangkan pariwisata di Karo dengan membangun resort bintang empat pertama di Sumatera Utara bernama Hotel Sibayak Internasional Berastagi. Pembangunan hotel ini didasari pemikiran bahwa penting bagi suatu destinasi pariwisata mempunyai hotel yang dapat memenuhi standar wisatawan mancanegara.

Terbukti pada awal tahun 1990-an, pariwisata Sumatera Utara khususnya Tanah Karo mencapai era keemasan lalu direspon oleh pengusaha-pengusaha pariwisata lainnya mengikuti jejak Tamin Sukardi dengan membangun berbagai hotel berbintang lainnya di Berastagi.

Di tahun 1998, Tamin Sukardi mengalami kecelakaan lalu lintas di Jalan Jamin Ginting hingga harus diopname selama dua minggu. Selama menjalani masa perawatan, Tamin membaca iklan ada lahan dijual di daerah Danau Toba dari salah satu surat kabar tekemuka di Kota Medan.

Usai keluar dari rumah sakit, Tamin langsung mengunjungi lahan yang bernama Gorat Ni Padang atau padang pengembalaan. Setelah berjalan dengan menggunakan tongkat hampir sekitar dua jam mengelilingi lahan tersebut, Tamin memutuskan untuk membeli lahan yang sekarang telah dibangunnya menjadi Taman Simalem Resort.

Kini, Taman Simalem Resort telah menjelma jadi satu destinasi pariwisata yang berkembang hingga diminati banyak wisatawan lokal dan mancanegara. Bahkan, Kementerian Pariwisata telah menganugerahkan penghargaan Pamong Wisata Berkelanjutan kepada Taman Simalem Resort pada tahun 2018.

Sebelumnya, Taman Simalem Resort yang berlokasi di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, menerima penghargaan Pelestarian Lingkungan dari Kementerian Pariwisata.

(JW/EAL)

Baca Juga

Rekomendasi