Donald Trump dan Joe Biden (The Washington Post)
Analisadaily.com, Washington - Proses perhitungan suara Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat 2020 masih terus berlangsung.
Sistem Pilpres AS yang ditentukan oleh electoral vote, melegitimasi kemenangan kepada pasangan calon yang lebih dulu mendapat 270 jumlah electoral vote.
Menurut sejumlah media ternama yang melakukan hitung cepat, capres dari Partai Demokrat, Joe Biden, unggul dari Donald Trump yang maju melalui Partai Republik.
Tidak hanya unggul dalam electoral vote, mantan wakil presiden di era Barack Obama itu juga unggul dalam perhitungan sementara popular vote yang dilakukan masyarakat umum.
Berikut perolehan suara sementara yang dilansir dari sejumlah media, Kamis (4/11) pukul 09.00 WIB:
Media kenamaan asal Timur Tengah,
Al Jazeera, menunjukkan Joe Biden sudah meraih 264 electoral vote. Sementara Trump masih meraih 214.
Jumlah perolehan yang persis sama ditunjukkan oleh hitung cepat media asal Inggris,
The Guardian.
Dua media besar di Negeri Paman Sam,
New York Times dan
The Washington Post juga menunjukkan perolehan sementara Joe Biden unggul dari Trump.
Keduanya sama-sama menampilkan perolehan Biden sudah di angka 253. Sementara presiden petahana masih di angka 214. Hasil yang sama juga ditunjukkan media asal Australia,
ABC News.
Sementara perhitungan cepat yang dilakukan media Inggris lainnya,
BBC News, menunjukkan Bidan sudah mendapat 243 electoral vote dan Trump mendapatkan 214.
Dari laporan tersebut, Joe Biden unggul di sejumlah negara bagian seperti Arizona, Michigan, New Hampshire, Winconsin, Hawaii dan Colorado. Sementara Trump menang di Texas, Ohio, Iowa, Indiana dan Florida.
Sedangkan negara-negara bagian lainnya seperti Nevada, Georgia, Carolina Utara dan Pennsylvania proses perhitungan masih berlangsung.
Dalam konferensi persnya, Biden mengatakan kemenangan sudah di depan mata.
"Setelah penghitungan yang panjang, jelas bahwa kami memenangkan cukup banyak negara bagian untuk mencapai 270 suara dan mencapai kursi kepresidenan," kata Biden, dilansir dari
Fox29.
"Demokrasi adalah detak jantung bangsa ini," lanjut Biden, memuji partisipasi pemilih yang sangat tinggi.
Politisi berusia 77 tahun itu juga mengimbau rakyat Amerika untuk kembali bersatu membangun bangsa setelah Pemilu selesai.
"Bahwa setelah pemilu selesai, itu akan menjadi waktu untuk melupakan retorika keras selama kampanye, menurunkan suhu, untuk bertemu lagi, untuk mendengarkan satu sama lain, saling menghormati dan peduli satu sama lain."
“Kita harus berhenti memperlakukan lawan kita sebagai musuh, kita bukan musuh. Apa yang menyatukan kita sebagai orang Amerika jauh lebih kuat daripada apa pun yang dapat memisahkan kita," tegas Biden.
“Tidak akan ada negara bagian merah dan biru saat kami menang. Hanya Amerika Serikat," tukasnya.
(EAL)