Bobby Nasution dan Deddy Mizwar bersama pedagang Pasar Sukaramai (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Bobby Nasution masih ditemani aktor senior, Deddy Mizwar, blusukan di Kota Medan. Kali ini mereka mendatangi Pasar Sukaramai di Jalan AR Hakim, Selasa (1/12).
Seperti diketahui, masalah Pasar Tradisional Sukaramai tak kunjung beres diselesaikan Wali Kota Medan terdahulu. Gedung dibangun, namun pedagang ogah berjualan di dalamnya.
Keengganan pedagang dikarenakan pembeli pun tak mau belanja di dalam gedung. Apa pasal?
Ternyata pemerintah kota gagal memanajemen pedagang agar seluruhnya mau jualan di dalam gedung yang telah disediakan. Malah ramai pedagang yang berjualan di luar gedung hingga badan jalan umum.
Melihat fenomena itulah Bobby Nasution ingin mengetahui langsung permasalahan yang terjadi. Ia tampak blusukan melihat dagangan dan bertanya pada pedagang dan pembeli.
Salah satu permasalahan adalah perjanjian saat gedung dibangun, bahwa tidak boleh ada pasar lainnya di dekat Pasar Sukaramai tidak terwujud.
"Dulu kita buat perjanjian dengan pemko Medan, agar tidak ada pasar-pasar lain radius dekat, namun tidak bisa diwujudkan. Pembeli pecah, akhirnya kita pedagang di dalam gedung susah" kata Kamal Tanjung mewakili pedagang.
Ketika blusukan ke dalam pasar, Bobby Nasution mendengarkan dengan seksama keluhan seluruh pedagang. Bahkan ada pedagang sayur mayur, Reni namanya yang sambil menitikkan air mata curhat kepada Menantu Presiden Jokowi itu.
"Ini pembangunan gedung kami yang bayar, mana ada uang pemko ini. Kami cicil ini tiap bulan, bahkan saya sampai gadai rumah saya untuk DP lapak ini Pak Bobby. Tolong la kami, pembeli sepi tak mau masuk mereka belanja di luar. Bagaimana ini pengurusnya tolonglah nasib kami Pak," ujar Reni.
Ditegaskan Kamal Tanjung selaku perwakilan pedagang ditemani Suwarno, ketua relawan yang konsern pada pasar tradisional, benar bahwa pedagang mencicil lapak yang ada di dalam gedung.
"Nominalnya beda-beda tergantung ukuran. Masa cicilannya juga beda ada yang lima tahun. Rata-rata Rp, 1.5 juta se bulan, bahkan ada yang Rp3 juta. Jadi pemko Medan itu menurut kami tak ada kontribusi. Manajemen pun kurang baik. Kita butuh kepemimpinan yang kuat yang bisa urus pasar ini. Pasti ada setoran liar yang kita tidak tahu masuk ke siapa. Itu harus dihentikan di masa Bobby kelak," sebut Kamal.
Anehnya, pasca dibangun pada 2014 lalu, sampai kini gedung Pasar Sukaramai belum diresmikan.
Melihat fakta di lapangan, Bobby Nasution bilang masalah gedung tak lepas dari hal teknis.
"Di dalam kurang ramai, banyak lapak kosong. Di lantai dua dan tiga malah kosong sama sekali. Secara teknis memang bangunan ini tidak memudahkan pengunjung," kata Alumni S2 IPB Bogor itu.
Solusinya, Bobby tegaskan akan bangun sebuah ekosistem pasar yang sebenarnya di Sukaramai. "Kita mau suruh pedagang masuk ke dalam, ya harus kita pastikan dulu kenyamanannya, keamanan, jaminan agar pedagang mau dan akhirnya pembeli juga mau masuk ke dalam," kata Bobby.
Deddy Mizwar yang pada kesempatan itu mengikuti Bobby Nasution blusukan melihat langsung antusiame masyarakat.
"Kita lihat sendiri bagaimana animo masyarakat bertemu Bobby Nasution, artinya mereka menaruh harapan besar pada sosok pembawa harapan pada Bobby," kata Deddy Mizwar yang tenar berkat perannya sebagai Naga Bonar.
(JW/EAL)