Wakil Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI), dr Irfan Fadly Hasibuan. (Analisadaily/Amirul Khair)
Analisdaily.com, Beringin - Asupan gizi baik dan seimbang yang dikonsumsi seorang anak bukan saja baik untuk kesehatan, tapi juga menjadi pemicu kecerdasan anak. Sehingga akan memiliki daya tangkap luar biasa dalam memahami setiap pelajaran disampaikan di lingkungan sekolah maupun rumah dan lainnya.
Wakil Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI), dr Irfan Fadly Hasibuan mengatakan, pemahaman guru tentang gizi seimbang dari dasar-dasar gizi yang baik menjadi asupan sangat perlu. Sehingga, bisa mengedukasi anak dalam menjaga kesehatan dan meningkatkan kecerdasan intelektualnya.
“Gizi sangat berhubungan dengan kecerdasan anak. Bila asupan gizi baik dan berimbang, pasti daya tangkap anak luar biasa,” kata Irfan pada kegiatan workshop ‘Deliserdang Sekolah Bermutu” (Desa Satu) yang digelar Lembaga Keluarga Peduli Pendidikan (KerLip) Wilayah Sumut, Aceh dan Riau, Selasa, (22/12).
Menurut Dewan Pakar PDUI Sumatera Utara ini, untuk mendapat asupan gizi yang baik dan seimbang tidak harus mahal. Faktor ekonomi tidak menjadi penghalang orang tua untuk memberikan asupan gizi baik dan berimbang yang dibutuhkan anak.
Gizi yang baik dan berimbang bukan saja hanya ada pada ikan Salmon yang bernilai ekonomi tinggi, tapi pada menu sederhana dan terjangkau seperti telur, juga mengandung gizi yang baik dan bisa diberikan kepada anak.
“Latar belakang ekonomi kurang mampu, bukan berarti anak tidak bisa mendapat gizi yang baik. Gizi yang baik bukan hanya pada ikan Salmon yang mahal, tapi menu seperti telur, juga baik,” terangnya.
Irfan memberikan rumusan sederhana yang bisa diterapkan orang tua dan guru dalam memberikan asupan gizi baik dan berimbang dengan pemberian teratur dan pemilihan jenis kandungan makanan yang dikonsumsi.
Kata dia, menu makanan yang disajikan jangan semuanya mengandung karbohidrat tinggi. Sepiring nasi sudah cukup untuk mendapakan karbohidrat. Artinya, menu makanan jangan mengandung akumulasi karbohidrat.
“Jangan double (ganda) atau akumulasi seperti, nasi, tambah mi instan tambah lagi teh manis segelas. Itu akumulasi. Karbohidrat semuanya yang dia dapatkan. Gizinya tidak seimbang,” urai Irfan.
Untuk bisa memberikan gizi baik dan seimbang serta dapat memicu kecerdasan anak, rumus 4 sehat 5 sempurna seyogyanya bisa diberikan dan diterapkan orang tua terhadap pemenuhan kebutuhan makanan anak.
“Saya ingin sampaikan lagi, gizi baik dan seimbang tidak harus mahal. Tapi pemilihan kandungan asupannya yang paling penting,” tandas Irfan.
(AK/CSP)