Koordinator KerLiP Wilayah Sumut, Aceh dan Riau, Junaidi Malik (kanan) memaparkan konsep SRA di depan peserta workshop Program Desa Satu (Analisadaily/Amirul Khair)
Analisadaily.com, Beringin - Pengembangan konsep Sekolah Ramah Anak (SRA) harus mampu mengimplementasikan lima karakter dasar pendidikan, baik bagi guru maupun transformasinya kepada peserta didik sehingga bisa melahirkan anak hebat dengan landasan karakter kuat sesuai amanah undang-undang mencerdaskan anak bangsa.
"Jadi sekolah ramah anak itu harus mampu mengimplementasikan lima karakter dasar," kata Koordinator Keluarga Peduli Pendidikan (KerLiP) Wilayah Sumatera Utara, Aceh dan Riau, Junaidi Malik, pada kegiatan Workshop Program 'Deli Serdang Sekolah Bermutu (Desa Satu)' di Hotel Thong Inn, Kecamatan Beringin, Deli Serdang, Selasa (22/12).
Lima karakter dasar dimaksud yakni, bersyukur, berani, mandiri, jujur dan berbagi yang menjadi dasar pendidikan terhadap peserta didik serta harus tertanam kuat dan mengakar dalam diri seorang anak.
Pembentukan karakter bersyukur terhadap anak akan melahirkan generasi yang menghargai nilai-nilai agama, sosial, dan sektor kehidupan lainnya serta menjadi tangga bagi pembentukan karakter selanjutnya.
Adapun karakter berani akan melahirkan anak-anak yang ingin tahu, ingin maju, ingin mencoba hal-hal positif sehingga nalar intelaktualnya akan berkembang dan memicu kecerdasannya sekaligus berani pula untuk kritis terhadap hal-hal poitif untuk maju.
Sikap mandiri juga menjadi karakter dasar yang harus ditanamkan dan dimiliki seorang anak. Kemandirian menjadi loncatan kuantum bagi anak sehingga ia mampu bertahan menjalani hidup dalam ruang lingkung tumbuh kembangnya yang bermanfaat sebagai bekal untuk kreatif serta inovatif.
Karakter selanjutnya yakni jujur yang harus ada pada setiap anak. Nilai-nilai kejujuran harus tertanam kuat dalam karakter anak sehingga ia akan bersikap adil dan dinamis serta menjadi orang yang tumbuh dengan tanggung jawab, baik sebagai bawahan maupun pimpinan dalam sektor kehidupan apa saja.
Lalu ada karakter berbagi sebagai implementasi menumbuhkan rasa kemanusiaan untuk merasakan kesulitan orang lain sehingga akan bertindak dan berani berbagi dalam apa saja, baik tindakan, materi bahkan ikut merasakan kesulitan itu dalam eksekusi positif.
"Ini lima karakter dasar yang kita maksud meski mungkin ada karakter-karakter dasar lainnya dalam konsep pendidikan karakter," ungkap Junaidi.
Menurutnya sekolah yang tidak menanamkan lima karakter dasar tersebut, mustahil akan menjadi SRA sesuai acuan konsep pendidikan yang bisa membuat anak belajar dengan rasa aman, nyaman dan lebih pentingnya lagi bahagia.
Program Desa Satu secara konseptual sangat selaras dengan cita-cita mencerdaskan anak bangsa sebagai pemenuhan hak anak atas pendidikan layak.
Indikator pendidikan layak itu tercermin dari konsep SRA yang terimplementasi di dalamnya pembentukan lima karakter anak.
(AK/EAL)