Ilmuwan: Dunia Berada Pada Titik Terpanas

Ilmuwan: Dunia Berada Pada Titik Terpanas
Iklim dunia yang terus memanas juga terungkap dalam pencairan es kontemporer di gletser, seperti yang terjadi di pegunungan Kenai, Alaska (lihat September 2019). (Joe Raedle/Getty Images)

Analisadaily.com, New Brunswick - Planet ini sekarang lebih panas daripada yang telah terjadi setidaknya selama 12.000 tahun, periode yang mencakup seluruh perkembangan peradaban manusia.

Analisis suhu permukaan laut menunjukkan perubahan iklim yang didorong oleh manusia telah menempatkan dunia di "wilayah yang belum dipetakan". Planet ini bahkan mungkin berada pada suhu terhangat selama 125.000 tahun, meskipun data sejauh itu kurang pasti.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature, mencapai kesimpulan ini dengan memecahkan teka-teki lama yang dikenal sebagai "teka-teki suhu Holosen". Model iklim telah menunjukkan pemanasan terus menerus sejak zaman es terakhir berakhir 12.000 tahun yang lalu dan periode Holosen dimulai.

“Kami menunjukkan bahwa suhu tahunan rata-rata global telah meningkat selama 12.000 tahun terakhir, bertentangan dengan hasil sebelumnya,” kata Pemimpin Penelitian, Samantha Bova dari Rutgers University – New Brunswick di AS dilansir dari The Guardian, Kamis (28/1).

“Ini berarti bahwa periode pemanasan global modern yang disebabkan oleh manusia mempercepat peningkatan suhu global dalam jangka panjang, membuat wilayah yang saat ini benar-benar belum dipetakan. Ini mengubah dasar dan menekankan betapa pentingnya menanggapi situasi kita dengan serius," kata dia.

Bova juga mengatakan, suhu permukaan laut memiliki pengaruh yang sangat menentukan terhadap iklim bumi. Jika mengetahuinya, itu adalah indikator terbaik dari apa yang dilakukan iklim global.

Dia memimpin perjalanan penelitian di lepas pantai Chili pada tahun 2020 untuk mengambil lebih banyak inti sedimen laut dan menambah data yang tersedia.

Jennifer Hertzberg, dari Texas A&M University di AS menyampaikan, dengan memecahkan teka-teki yang membingungkan para ilmuwan iklim selama bertahun-tahun, studi Bova dan rekannya merupakan langkah maju yang besar.

"Memahami perubahan iklim masa lalu sangat penting untuk menempatkan pemanasan global modern dalam konteks," ujar Hertzberg.

Lijing Cheng, di Pusat Internasional untuk Ilmu Iklim dan Lingkungan di Beijing, China, baru-baru ini memimpin sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa pada tahun 2020 lautan dunia mencapai tingkat terpanasnya namun dalam catatan instrumental yang berasal dari tahun 1940-an.

"Lebih dari 90 persen pemanasan global diambil oleh laut," kata Cheng.

Kata di, penelitian baru itu bermanfaat dan menarik. Ini memberikan metode untuk mengoreksi data suhu dari cangkang dan juga memungkinkan para ilmuwan untuk mengetahui berapa banyak panas yang diserap laut sebelum revolusi industri, faktor yang sedikit dipahami.

Tingkat karbondioksida saat ini berada pada titik tertinggi selama sekitar 4 juta tahun dan meningkat dengan laju tercepat selama 66 juta tahun. Kenaikan suhu dan permukaan laut lebih lanjut tidak bisa dihindari sampai emisi gas rumah kaca dipotong menjadi nol.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi