Lawan Perubahan Iklim, Indonesia Eco Capital dan CCNG Jalin Kemitraan

Lawan Perubahan Iklim, Indonesia Eco Capital dan CCNG Jalin Kemitraan
PENANDATANGAN kontrak kerja sama Zero Carbon Future Indonesia yang diwakili Feihu Song dan Fiona Chaw serta disaksikan Sha Tao (Executive Director Chairman of The Board CCNG), dan Surianto (Komisaris Utama Indonesia Eco Capital), di Hong Kong, Rabu (8/11) (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Jakarta - Untuk melawan perubahan iklim dan sejalan dengan cita-cita pemerintah, langkah penting dilakukan oleh PT Indonesia Eco Capital dan China Carbon Neutral Development Group Limited (CCNG) dengan menjalin kemitraan sehingga tercapai lanskap bisnis di Indonesia untuk masa depan yang lebih baik, cerah dan hijau.

Kemitraan itu melahirkan PT Zero Carbon Future Indonesia. Kontrak kerja sama Zero Carbon Future Indonesia ini telah ditandatangani di Hong Kong, Rabu (8/11), sebagaimana siaran pers yang diterima Analisadaily.com.

Zero Carbon Future Indonesia merupakan bukti komitmen kuat dari kedua entitas dalam mendukung program pemerintah Indonesia dan Tiongkok untuk memerangi perubahan iklim.

Indonesia, khususnya, telah menetapkan tujuan ambisius mencapai nihil emisi karbon pada 2060, dan sejalan dengan tekad Tiongkok untuk mencapai netralitas karbon pada tahun yang sama.

"Hari ini, saya senang mewakili Indonesia Eco Capital merayakan penandatanganan kontrak kerja sama dengan CCNG untuk mendirikan Zero Carbon Future Indonesia. Ini menandai langkah signifikan menuju masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan," ujar Direktur Indonesia Eco Capital, Fiona Chaw.

Dia melanjutkan pentingnya upaya bersama dan fokus pada perdagangan karbon, portal web, platform digital, dan konsultasi manajemen. Dia juga menggarisbawahi potensi dan pentingnya kemitraan ini dalam membentuk masa depan Indonesia yang berkelanjutan. Hal itu selaras dengan tujuan Zero Carbon Indonesia.

Chief Executive Officer (CEO) CCNG, Zhong Guoxing, dengan penuh semangat dan keyakinan menyampaikan pandangannya mengenai kemitraan ini. Dinyatakannya, CCNG memiliki tekad kuat untuk menjadi pelaksana strategi bisnis "Jalur Sutera" yang berpusat di Hong Kong.

"Kemitraan dengan Indonesia Eco Capital merupakan langkah strategis kami dalam menjalani peran global. Kami berharap, kolaborasi yang tulus dan dengan memadukan keunggulan masing-masing perusahaan dapat memberikan hasil yang berlimpah," katanya.

Meningkatkan Kesadaran

Komisaris Utama Zero Carbon Future Indonesia, H Surianto juga menyambut positif kemitraan ini. "Zero Carbon Future Indonesia merupakan langkah penting menuju masa depan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran di masyarakat mengenai potensi kredit karbon dan cara optimal untuk menggunakannya secara ekonomis dan berkelanjutan," jelasnya.

Ucapan Surianto sekaligus membuktikan bahwa kemitraan ini bukan hanya tentang bisnis. "Ini tentang memajukan kesadaran akan pentngnya keberlanjutan lingkungan untuk kemajuan masyarakat secara keseluruhan," tambahnya.

Selanjutnya, Zero Carbon Future Indonesia akan berfokus pada pemanfaatan kredit karbon sebagai alat vital dalam memerangi perubahan iklim.

Dalam konteks global yang semakin berfokus pada karbon, kredit karbon muncul sebagai solusi yang berpotensi menguntungkan bagi perusahaan dan negara.

Penandatanganan kontrak kerja sama ini hanyalah awal dari perjalanan yang menjanjikan menuju Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan. Sebagai langkah pertamanya, Zero Carbon Future Indonesia menjanjikan untuk menjadi penggerak perubahan yang signifikan, dengan potensi untuk mendorong kedua negara mencapai tujuan iklim mereka.

Kolaborasi ini berfungsi sebagai contoh cemerlang dari dampak positif kemitraan lintas negara dalam mengatasi tantangan global dan membawa harapan untuk masa depan di mana bisnis secara aktif berkontribusi pada dunia nihil karbon.

Peluang di Indonesia

Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia juga sudah mengumumkan dimulainya perdagangan bursa karbon pada 26 September 2023.

Sekadar mengingatkan, sumber potensial kredit karbon di Indonesia meliputi hutan alam, mangrove, lahan gambut, hutan lindung, penggunaan kendaraan listrik, dan reboisasi/konservasi hutan. Satu kredit karbon setara dengan pengurangan 1 ton emisi CO2.

Pasar potensial untuk program ini termasuk perusahaan dengan orientasi ekspor yang mengakui kebutuhan untuk menerapkan kredit karbon untuk memasarkan produk mereka di negara-negara yang sadar dan menerapkan kredit karbon. Sektor pertambangan dan peleburan juga menjanjikan di pasar kredit karbon.

(GAS/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi