Jendela di distrik lampu merah Amsterdam. (Dean Mouhtaropoulos/Getty Images)
Analisadaily.com, Amsterdam - Jendela rumah bordil di distrik lampu merah Amsterdam akan ditutup dan pusat erotis akan didirikan jauh dari pusat kota.
Rencana itu dilakukan setelah Wali Kota Amsterdam, Femke Halsema, meluncurkan proposal kepada anggota dewan, untuk menutup sejumlah jendela di gang-gang sempit di sekitar dermaga.
Para pekerja seks di distrik lampu merah De Wallen akan diundang untuk pindah ke pusat yang dibangun khusus di tempat lain di Amsterdam, yang lokasinya masih harus ditentukan.
CDA dan ChristenUnie telah lama melobi untuk penutupan, dan mereka sekarang telah didukung oleh VVD, partai perdana menteri Belanda, Mark Rutte, serta partai Buruh dan Partai Hijau.
“Ini tentang pengaturan ulang Amsterdam sebagai kota pengunjung,” kata Dennis Boutkan, dari Partai Buruh Belanda dilansir dari
The Guardian, Selasa (2/2).
“Wisatawan dipersilakan untuk menikmati keindahan dan kebebasan kota, tetapi tidak dengan biaya apapun. Kami harus campur tangan dengan tegas,” tutur Diederik Boomsma dari CDA.
Halsema berpendapat, rumah bordil harus ditutup karena perempuan yang bekerja di daerah itu telah menjadi objek wisata, menarik perhatian dan pelecehan.
Ketika ide itu pertama kali diusulkan, sebuah kelompok lobi yang baru dibentuk bernama Red Light United mengklaim, 90 persen dari 170 pekerja seks wanita yang disurvei ingin bekerja di jendela di gang-gang sempit dan jalan-jalan tepi kanal di Singel dan De Wallen.
Salah satu anggota grup, dengan nama samaran Foxxy, mengatakan kepada surat kabar Het Parool pada saat itu, merelokasi tempat kerja itu bukanlah pilihan karena pelanggan tidak akan tahu di mana menemukan pekerja seks.
Kata dia, akankah Halsema juga terkadang mengatur perjalanan bus untuk mereka ke Westelijk Havengebied sebuah distrik di utara pusat kota?
Namun, mayoritas anggota dewan setuju, relokasi diperlukan untuk mengubah jenis wisatawan yang tertarik ke Amsterdam.
Tidak hanya soal pemindahan tempat hiburan malam itu, Halsema juga mengajukan proposal kedua. Isinya untuk melarang turis membeli ganja dari kafe-kafe. Ia sedang berjuang untuk mendapatkan dukungan karena khawatir akan menyerahkan perdagangan kepada dealer di jalanan.
Menurut Het Parool, partai-partai dalam koalisi yang berkuasa di kota itu, seperti partai liberal D66, Partai Hijau, Buruh, dan Sosialis telah menyuarakan keraguan serius tentang rencana walikota.
“Saya takut akan pertumbuhan penggunaan narkoba yang tidak sehat di antara pengunjung dan dampak perdagangan jalanan pada kaum muda kita,” kata Alexander Hammelburg dari D66.
(CSP)