Buku “Mendidik Anak Tanpa Kasar” (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Kekerasan terhadap anak di berbagai ruang kehidupan masih sangat tinggi dan menjadi kekhwatiran kita semua, bahkan ruang-ruang terdekat anak menjadi paling tinggi terjadinya kekerasan.
Tindakan-tindakan reaksional dalam menghadapi kasus kekerasan masih menjadi pola penanganan kekerasan terhadap anak. Ketika ada kasus kekerasan anak yang viral di media, maka reaksi akan muncul dari pejabat dan publik, dari tingkat nasional sampai daerah.
Namun, peristiwa-peristiwa tersebut tidak mengubah apapun, baik kebijakan maupun pendekatan untuk merespons kasus secara holistik dan sistematis pada tingkat pencegahan, penanganan, dan pemulihan. Respon akan kembali meredup, seiring meredupnya publikasi dan kritik dari masyarakat.
Kehadiran buku kedua yang ditulis Muhammad Syafi’i Saragih berjudul “Mendidik Anak Tanpa Kasar” merupakan oasis di tengah minimnya upaya-upaya pencegahan yang menyasar keluarga dan sekolah yang dimotori langsung aktor pendidik dan kelompok masyarakat.
Muhammad Syafi’i Saragih mengatakan, keistimewanya buku “Mendidik Anak Tanpa Kasar” dari aspek judul sangat sederhana dan membumi untuk dipahami publik, termasuk orang tua dan tenaga pendidik yang akan menjadi user utama dari buku ini.
"Kemudian dari aspek isi, selain ada contoh-contoh kekerasan pada anak, tema pembahasan juga sangat dekat praktik-praktik yang selama ini menjadi kebiasaan dalam mendidik anak, baik di dalam keluarga maupun di lingkungan pendidikan sekolah," katanya, Selasa (6/4).
Dengan terbitnya buku ini, maka untuk menjangkau lebih luas dan sekaligus mendalami isi buku dari berbagai sudut pandang, Yayasan Kesejahteraan Anak Pesisir Indonesia (YKAPI) tertarik melakukan seminar dalam rangka membedah subtansi buku tersebut.
Direktur YKAPI, Lukman mengatakan, tujuan digelarnya seminar untuk menyebarluaskan pesan yang terkandung dalam isi buku “Mendidik Anak Tanpa Kasar” sekaligus respons terhadap masih tingginya kasus-kasus kekerasan terhadap anak di dalam keluarga, lingkungan sekolah, dan masyarakat.
"Kemudian, menguatkan kemitraan dalam pemenuhan dan perlindungan anak, khususnya di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil," sebutnya.
Seminar online digelar Sabtu, 10 April 2021, pukul 09.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB. Sebagai moderator langsung oleh Direktur YKAPI sendiri, yakni Lukman.
Kemudian sambutan Kepala Kemenag Simalungun, Dewan Pembina YKAPI, Abdul Hamid, keynote speech oleh Muhammad Qorib, Dekan FAI UMSU, dan paparan subtansi Buku “Mendidik Anak Tanpa Kasar” oleh penulis, Muhammad Syafii Saragih.
Selanjutnya penanggap akan dilakukan oleh Rustam Pakpahan, Wadek I FTIK UINSU, Misran Lubis, Direktur Konsil LSM Indonesia, dan Irna Minauli, Psikolog/Director Minaui Consulting.
Grand Launching YKAPI sebagai presenter Ester dan kick off, Muhammad Eriansyah, Dewan Pembina.
"Total peserta sekitar 300 orang, sasaran utama peserta mahasiswa, terutama jurusan kependidikan dan juga terbuka untuk umum. Peserta akan mendapat E-sertifikat dan hadiah buku untuk 5 penanya terpilih," pungkasnya.
(RZD)