Masyarakat demo di proyek pembangunan gudang di Desa Sei Rampah, Kecamatan Sei Rampah, Serdang Bedagai (Analisadaily/Muhammad Zulfadly)
Analisadaily.com, Sei Rampah - Puluhan warga mendatangi lokasi pembangunan gudang yang sedang dikerjakan PT Niagatama Kencana di Dusun VIII Pelintahan, Desa Sei Rampah, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, Jumat (23/4).
Kedatangan warga dipicu rumah mereka yang berada di sekitar gudang mengalami kerusakan.
Alat berat dan paku bumi yang sudah beroperasi sekitar empat bulan terakhir disinyalir menjadi pemicu kerusakan rumah warga.
Nek Turiah (66) mengatakan rumahnya hampir roboh lantaran getaran yang ditimbulkan alat alat yang beroperasi tepat di samping rumahnya.
"Dapur saya sudah mulai pecah-pecah batunya. Bahkan dua hari lalu dinding kamar saya pecah dan hampir mengenai saya" ungkapnya.
Hal senada disampaikan Bakti (40) yang juga warga sekitar pembangunan gudang.
"Kami senang adanya investasi dalam pembangunan gudang oleh PT Niagatama Kencana di Desa Sei Rampah yang nantinya membuka lowongan kerja. Namun kami meminta kepada perusahaan agar memperhatikan dampak terhadap warga sekitar," ujarnya.
Pantauan
Analisadaily.com, aksi warga tersebut berlangsung cepat karena segera dibubarkan sejumlah anggota OKP yang diduga mendapat upeti dari proyek tersebut.
Bahkan salah seorang wartawan yang berusaha meliput adu mulut antara warga dengan Kepala Dusun setempat justru mendapat makian dari seorang anggota OKP.
Selanjutnya Pemerintah Desa Sei Rampah bersama Polsek Firdaus dan Koramil 10/Sei Rampah menggelar mediasi antara perwakilan masyarakat dengan pihak perusahaan di Kantor Desa Sei Rampah.
Area DC Manager PT. Niagatama Kencana, Budhi Aryanto, mengatakan ada dua poin terkait keluhan masyarakat yang mereka terima, yakni banjir dan kerusakan rumah akibat pembangunan tersebut.
"Sketsanya sudah kami siapkan, untuk itu kami berencana akan membuat saluran air yang akan dibuang ke sungai agar tidak tergenang air di pemukiman warga sekitar. Sedangkan terkait kerusakan rumah akan kita survei dan didata terlebih dahulu," kata Budhi.
(MZ/EAL)