Kedatangan Mursil dalam rangka menepati janji kepada Nek Sutinem (81) untuk memberi bantuan beras dan santunan per bulan.

"Ini tepat tanggal 1. Saya sudah janji setiap awal bulan akan mengantar bantuan satu karung beras dan uang Rp 600 ribu untuk Nek Sutinem," kata Mursil kepada Analisadaily.com, Selasa (1/5).

Tanpa didampingi ajudan, Mursil mengenakan jaket hitam dan hanya ditemani seorang tokoh masyarakat.

Dia rela diguyur hujan sembari menenteng sekarung beras. Sebab mobil dinas bupati sulit masuk ke rumah Sutinem karena kondisi gang sempit.

"Ini sudah janji saya, jadi harus saya sempatkan diri. Selama saya masih menjabat Bupati, biaya hidup Nek Sutinem saya yang tanggung, dengan perjanjian beliau tidak memulung lagi," imbuh Mursil.

Sementara Nek Sutinem tidak menyangka Bupati Aceh Tamiang meyambangi rumahnya saat cuaca hujan.

Rumah Sutinem kini sudah direnovasi dan dialiri air PDAM. Namun kepada Mursil, janda uzur ini meminta biaya air PDAM digratiskan. Mantan pencari barang bekas ini juga mengeluh TV dan kipas angin di rumahnya sudah pada rusak.

"Pak Bupati bulan depan janji akan belikan TV dan kipas angin baru untuk saya," sebut Nek Sutinem.

Sebelumnya Mursil mengunjungi rumah Sutinem pada bulan Ramadhan 1442 Hijriah setelah melihat perempuan rentah itu berkeliling mencari karton bekas di Kampleks Kantor Bupati Aceh Tamiang.

Usai dari rumah Sutinem, Mursil langsung pergi takziah ke kediaman Plt. Kadis Lingkungan Hidup Aceh Tamiang, Surya Luthfi, karena orang tuanya meninggal dunia.

"Saya besok akan bertolak ke Padang menghadiri undangan Pak Ridwan Kamil membahas urusan Migas," tukas Mursil.

(DHS/EAL)