Realisasi Dana PEN pada Semester Pertama 2021 Sebesar Rp 237,54 Triliun

Realisasi Dana PEN pada Semester Pertama 2021 Sebesar Rp 237,54 Triliun
Staf Ahli Menteri Keuangan (Menkeu) Bidang Pengeluaran Negara Kunta Wibawa Dasa Nugraha menyampaikan serapan anggaran PEN dalam acara Forum Merdeka Barat 9 yang diselenggarakan secara daring di Jakarta, Rabu (30/6/2021). (ANTARA/tangkapan layar)

Analisadaily.com, Jakarta - Anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di masa pandemi Covid-19 telah terealisasi Rp 237,54 triliun per 25 Juni 2021 dari total yang dianggarkan sebesar Rp 699,43 triliun atau terserap 34 persen.

Staf Ahli Menteri Keuangan (Menkeu) Bidang Pengeluaran Negara, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, dalam Forum Merdeka Barat 9 secara daring dipantau di Jakarta, Rabu (30/6) mengatakan realisasi anggaran PEN tersebut terbagi dalam lima klaster yaitu kesehatan, perlindungan sosial, dukungan UMKM dan koperasi, program prioritas, serta insentif usaha.

Kunta menyebut, untuk klaster kesehatan realisasinya sudah mencapai Rp 45,4 triliun atau 26,3 persen; klaster perlindungan sosial realisasinya sebesar Rp 65,36 triliun atau 44 perse; dukungan UMKM dan koperasi Rp 50,93 triliun atau 26,3 persen; klaster program prioritas Rp 39,79 triliun atau 31,1 persen; dan klaster insentif usaha Rp 36 triliun atau 63,5 persen.

Dia mengatakan, realisasi program PEN akan dikebut lagi pada semester kedua 2021 untuk bisa merealisasikan total anggaran sebesar Rp 699,43 triliun. Kunta menekankan pemerintah tetap akan memfokuskan penyerapan dana PEN pada lima klaster yang telah ditetapkan.

Menurut Kunta, anggaran dana PEN yang dikucurkan oleh pemerintah mulai menunjukan pemulihan ekonomi jika dilihat dari berbagai indikator ekonomi makro yang ada.

"Kalau kita lihat dari sisi makro, dari seluruh pergerakan indikator makro menunjukan pemulihan, trennya pulih, baik dari sisi konsumsi maupun dari sisi produksi," katanya, dilansir dari Antara, Kamis (1/7).

Kunta menerangkan, meningkatnya berbagai indikator seperti indeks keyakinan masyarakat, aktivitas masyarakat, termasuk indeks penjualan ritel menunjukan adanya pemulihan ekonomi.

Dia menyebut meningkatnya konsumsi listrik, konsumsi semen, ekspor impor, dan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur mengarah pada pertumbuhan ekonomi yang kembali ke level positif setelah sempat tiga kuartal berturut-turut berada negatif. Namun Kunta mengatakan pemerintah masih tetap waspada lantaran pandemi Covid-19 yang belum berakhir di Indonesia.

"Semua dalam arti bahwa ekonomi kita trennya menunjukan pemulihan, meskipun kita harus tetap waspada, waspada pandemi masih ada," kata Kunta.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi