Seorang wanita hamil sedang disuntik vaksin Covid-19 di Skippack Pharmacy, Schwenksville, Pennsylvania, 11 Februari 2021 (Reuters/Hannah Beier)
Analisadaily.com, Washington - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyatakan, wanita hamil harus divaksinasi Covid-19, dan berdasarkan analisis baru tidak menunjukkan peningkatan risiko keguguran.
CDC mengatakan tidak menemukan masalah keamanan bagi orang hamil baik dalam analisis baru atau studi sebelumnya. Wanita hamil dapat menerima salah satu dari tiga vaksin yang diberikan izin darurat - Pfizer, Moderna atau Johnson & Johnson.
Badan tersebut sebelumnya tidak merekomendasikan wanita hamil untuk divaksinasi tetapi mengatakan bahwa mereka harus mendiskusikan vaksinasi dengan penyedia layanan kesehatan mereka.
Ketua tim untuk tim Kesiapsiagaan dan Tanggapan Darurat di Divisi Kesehatan Reproduksi CDC, Sascha Ellington mengatakan, penyerapan vaksin pada wanita hamil rendah, dengan hanya 23 persen yang menerima setidaknya satu dosis vaksin.
"Kami ingin meningkatkan itu," kata Ellington, mencatat bahwa badan tersebut sedang mengerjakan strategi untuk membuat dokter kandungan dan ginekolog menjadi penyedia vaksin dilansir dari Channel News Asia, Kamis (12/8).
"Kami ingin perempuan dilindungi. Kami tidak melihat sinyal keamanan apa pun sehingga manfaat vaksinasi benar-benar lebih besar daripada potensi atau risiko yang tidak diketahui," ujarnya.
Kehamilan meningkatkan risiko penyakit parah akibat Covid-19, menurut CDC, dan Covid-19 selama kehamilan meningkatkan risiko kelahiran prematur.
CDC mengatakan sekarang merekomendasikan semua orang berusia 12 tahun ke atas untuk divaksinasi Covid-19, termasuk orang yang sedang hamil, menyusui, mencoba untuk hamil atau mungkin hamil di masa depan.
"Kami menyadari mitos yang telah menyebar terkait dengan kesuburan. Itu tidak berdasarkan bukti apa pun. Tidak ada sains yang mendukungnya. Kami harap ini membantu," tambah Ellington.
Panduan baru datang ketika kasus dan rawat inap melonjak di seluruh negeri dalam sebulan terakhir. Beberapa rumah sakit di Arkansas, Florida, Louisiana dan Mississippi telah kehabisan tempat tidur, dan wabah menyebar di luar pusat gempa di AS Selatan hingga negara bagian Oregon dan Washington.(CSP)