Aksi tersebut untuk menolak diberlakukannya E-Parking dengan menggunakan pihak swasta atau pihak ketiga.

"Kita tahu kalau sudah dicampuri pihak ketiga yang bukan Pemko Medan pasti sulit. Mereka juga punya bodyguard-bodyguard yang mengintimidasi kita," kata salah seorang pengunjuk rasa, Rustam Siregar.

Rustam menjelaskan, ia juga tidak menerima penawaran pihak PT LG yang hanya memberikan intensif dan 20 persen kepada para jukir.

"Yang diajukan mereka Rp 500 ribu perbulan dan 20 persen dari penghasilan. Kalau dapat kita Rp 10 Ribu? Jangan ada pihak ketiga di perparkiran, hanya Pemko Medan melalui Dinas Perhubungan. Itu saja," jelasnya.

Para jukir itu berharap Pemko Medan melalui Dinas Perhubungan untuk mengkaji ulang tentang kebijakan E-Parking.

Wali Kota Medan, Bobby Nasution langsung menjumpai para pengunjuk rasa. Saat menemui massa aksi, mantu Presiden Jokowi itu berjanji akan mengkaji ulang penerapan E-Parking.

"Ini akan didatakan, akan kami sampaikan. Iya akan kita kaji," ucap Bobby.

Kordinator aksi, Dedi Harvi Syahari mengucapkan terima kasih kepada Walikota Medan yang telah menerima aksi para jukir tersebut.

"Kita berterima kasih kepada Bapak Walikota Medan yang intinya akan mengkaji ulang penerapan E-Parking," terangnya.

Dedi meminta kepada para jukir untuk tetap bekerja seperti biasa sampai ada regulasi dari pemerintah Kota Medan apakah E-Parking ini dilanjutkan.

"Kami akan meminta agar penerapan E-Parking ini dibatalkan demi menjaga nafkah daripada kawan-kawan jukir yang saat ini terzolimi oleh perusahaan pemenang tender di 22 titik di Kota Medan. Jika tidak ada keputusan dari Walikota Medan, kita akan terus melakukan aksi," tegasnya.

(JW/CSP)