Reses, Anggota Dewan Temukan Ternak Berkeliaran di Sekolah

Reses, Anggota Dewan Temukan Ternak Berkeliaran di Sekolah
Hewan ternak sapi berkeliaran masuk ke komplek SMPN 3 Seruway, Aceh Tamiang membuat murid dan guru tidak nyaman, Kamis (2/12) (Analisadaily/Dede Harison)

Analisadaily.com, Kuala Simpang - Anggota DPRK Aceh Tamiang menerima laporan terkait banyaknya hewan ternak milik warga yang masuk ke lingkungan sekolah hingga halaman kelas.

“Biasanya hewan peliharaan itu masuk ke komplek sekolah pada waktu sore saat tidak ada aktivitas di sekolah. Ya, sudah seperti kandang ternak saja,” kata Jayanti Sari saat reses di SMP Negeri 3 Seruway, Aceh Tamiang, Kamis (2/12).

Tidak hanya itu, Jayanti Sari menyebut pihak sekolah juga mengeluhkan kekurangan murid kepada anggotanya.

Maraknya ternak warga yang berkeliaran di lingkungan sekolah, membuat sekolah yang berdiri sejak 2007 itu tidak lagi diminati siswa.

“Penyebab lain siswa berkurang faktor mutu penidikan di SMPN 3 Seruway sudah menurun sehingga kalah bersaing dengan sekolah berbasis agama yang lebih favorit. Apalagi lingkungan sekolah dianggap sudah tidak nyaman karena banyak kotoran sapi dan kambing,” tutur Jayanti Sari.

Terkait hewan ternak milik warga sekitar yang belum bisa diatasi, Jayanti meminta kepada perangka desa setempat untuk membuat rezam kampung sebagai sanksi kepada pemilik ternak yang masuk ke fasilitas umum.

Sementara masalah lain yang dihadapi sekolah wilayah pesisir tersebut yaitu zonasi. Pasalnya penetapan zonasi sekolah berdasarkan Permendikbud Nomor 14/2018 tentang penerimaan peserta didik baru telah dilanggar.

“Terjadi pengurangan jumlah murid yang signifikan di SMPN 3 Seruway sejak beberapa tahun terakhir. Sebenarnya sudah ada sistem zonasi tapi tetap lolos, kenapa sekolah lain kok bisa terima, ini salah satu pemicu murid berkurang,” pungkas politisi PKS ini.

Sementara Kepala SMPN 3 Seruway, Kurnia Rahmianum, mengatakan lingkungan sekolah saat ini sangat tidak nyaman karena tercemar kotoran hewan seperti sapi, kambing hingga anjing yang masuk ke area sekolah. Bahkan membuat tanaman untuk penghijauan di sekolah juga tidak bisa karena semua dimakan hewan ternak.

“Saya sudah bingung tidak punya tanaman lagi, saya sampai tanam keladi supaya sekolah tidak gersang. Karena keladi itu yang aman, tapi saya ditegur Pak Kadis maunya tanaman yang berbunga,” ujar Kurnia Rahmianum.

Menurutnya saat ini sekolahnya membutuhkan bangunan pagar keliling agar ternak tidak masuk sekolah. Namun usulan infrastruktur sekolah tersebut selalu mental di dinas pendidikan karena dianggap tidak skala prioritas.

“Harapan saya ada bantuan pagar dari dana aspirasi dewan, karena sudah tidak sanggup lagi menghadapi hewan ternak sapi, kambing, belum lagi ada dua ekor anjing selalu berkeliaran di sekolah. Enggak usahkan murid, gurunya saja takut digigit ngeluh sama saya,” terang Kurnia Rahmianum.

(DHS/EAL)

Baca Juga

Rekomendasi