Apel kesiapan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 di Bandara Kualanamu (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Kualanamu - Guna menjaga kesiagaan di tengah pandemi Covid-19, PT Angkasa Pura II Bandara Kualanamu membuka posko angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Executive General Manager PT Angkasa Pura II Bandara Kualanamu, Heriyanto Wibowo, mengatakan pembukaan posko ini sejalan dengan Instruksi Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.
Menurutnya Menteri Perhubungan menginstruksikan seluruh pemangku kepentingan di sektor penerbangan agar melakukan pengetatan protokol kesehatan dan melakukan pengecekan kelaikan pesawat (ramp check) di bandara sebagai persiapan menghadapi Nataru.
Posko tersebut beroperasi mulai 17 Desember 2021 hingga 4 Januari 2022 sebagai wadah kolaborasi stakeholder yakni PT Angkasa Pura II, Satgas Covid-19, Kantor Otoritas Bandara, maskapai, karantina, imigrasi, Bea Cukai, TNI, Polri dan Pemda.
Heriyanto menjelaskan posko nataru memiliki tiga tugas utama yakni sebagai posko monitoring & pemeriksaan guna memastikan penerapan protokol kesehatan, memastikan terlaksananya pengecekan dokumen perjalanan dan memastikan kelancaran proses keberangkatan maupun kedatangan.
"Sebagai posko monitoring data yang akan mencatat lalu lintas penerbangan setiap harinya untuk melihat tren yang ada dan posko menyiapkan berbagai langkah mitigasi untuk mencegah dan menangani kondisi yang dapat mengganggu pelayanan dan operasional di bandara," jelasnya.
Heriyanto Wibowo juga mengatakan bahwa pergerakan penumpang pada masa Nataru 2021/2022 diperkirakan masih lebih rendah dibandingkan dengan kondisi normal sebelum pandemi.
Meski demikian, seluruh personel PT Angkasa Pura II Bandara Kualanamu tetap harus siaga penuh di tengah pandemi Covid-19.
"Dalam menghadapi masa Nataru 2021/2022, Bandara Kualanamu menyiagakan personel operasional dan pelayanan bandara (aviation security, terminal inspection service, customer service) dan personel dukungan dari unsur TNI/Polri," sebutnya.
Di sisi lain, PT Angkasa Pura II juga meningkatkan kesiagaan guna mengantisipasi adanya cuaca ekstrem yang dapat mengganggu operasional penerbangan atau bandara.
Terkait hal ini, pihaknya bersama stakeholder dan maskapai akan mengantisipasi dampak yang ada dengan salah satunya menjalankan protokol delay management.
(KAH/EAL)
