Pemaparan KNKT dalam investigasi kecelakaan transportasi sepanjang tahun 2021 (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sepanjang tahun 2021 melakukan investigas terhadap 60 kecelakaan transportasi.
Jumlah ini meningkat jika dibanding tahun 2020 sebanyak 51 kecelakaan.
Kepala KNKT, Sorejanto Tjahjono, mengungkapkan moda transportasi pelayaran merupakan yang tertinggi dalam investigasi oleh pihaknya yaitu mencapai 19 kasus kecelakaan. Angka ini meningkat dari tahun 2020 sebanyak 12 kecelakaan.
"Keselamatan kapal penangkap ikan menjadi isu penting di tahun 2021 dengan jumlah korban meninggal dan hilang mencapai 342 orang," ungkap Soerjanto di Jakarta, Senin (20/12).
Soerjanto menjelaskan, kasus kecelakaan perahu gako sebenarnya tidak masuk kriteria pemeriksaan KNKT, namun pemerintah pusat dan pemerintah daerah meminta mereka untuk melakukan investigasi.
Kasus kecelakaan menonjol moda transportasi pelayaran adalah tenggelamnya kapal motor Yunicee yang terjadi tanggal 29 Juni 2021.
Sementara untuk moda transportasi penerbangan, KNKT di tahun 2021 melakukan investgasi terhadap 18 kasus dengan komposisi 9 kecelakaan serius (serious accident).
Kecelakaan pesawat Boeing 737-500 registrasi PK-CLC yang terjadi pada Januari 2021 merupakan kecelakaan paling menonjol dengan korban 56 jiwa.
"Investigasi kecelakaan pesawat Boeing 737-500 masih berlangsung dengan melibatkan NTSB (AS), TSIB (Singapura) dan AAIB (Inggris). Ditargetkan pertengahan 2022 investgasi tersebut bisa selesai," sebutnya.
Pada moda transportasi angkutan jalan, KNKT melakukan investigasi 18 kasus kecelakaan. KNKT mencatat terdapat 6 titik daerah rawan kecelakaan (DRK) yaitu tikungan Harmoko, Fly Over Kretek, Kertek Wonosobo, Dieng, Cangar dan Turunan Salib Putih Salatiga.
"KNKT telah menyampaikan rekomendasi kepada instansi terkait agar melakukan advokasi program mitigasi, melakukan monitoring dan evaluasi serta program pendampingan," ungkap Soerjanto.
Sementara moda transportasi kereta api, KNKT melakukan investigasi 5 kasus dengan katagori anjlok atau terguling (3 kejadian) dan tabrakan (2 kejadian).
Tabrakan rangkaian uji coba TS 29 dan TS 20 LRT Jabodetabek yang terjadi pada 25 Oktober 2021 menjadi kejadian paling menonjol.
Temuan di lapangan menunjukkan bahwa teknisi TS 29 mengalami distraction akibat penggunaan telepon seluler sehingga tidak fokus dalam menjalankan kereta.
(TRY/EAL)