Kuasa Hukum Edy Menduga Pelaporan Coki Ditunggangi

Kuasa Hukum Edy Menduga Pelaporan Coki Ditunggangi
Kuasa Hukum Edy saat memberikan keterangan. (Analisa/Nirwansyah Sukartara)

Analisadaily.com, Medan - Kuasa Hukum Edy Rahmayadi, Junirwan Kurnia menilai bahwa pelaporan pelatih biliar Khoiruddin Aritonang alias Choki ke Polda Sumut dinilai ditunggangi oknum-oknum tertentu.

Demikian dikatakan Junirwan didampingi kuasa hukum lainnya yakni Mardhi Santawijaya dan Amwizar kepada media, Rabu (5/1). Ia mengatakan seharusnya publik dapat berpikir jernih dan berupaya memahami subtansi dari permasalahan tersebut.

"Kami pikir seharusnya publik dapat berpikir jernih dan berupaya memahami subtansi permasalahan tersebut. Bagi pihak-pihak tertentu tolong tahan dulu syahwat politik dan ego terhadap penghakiman kepada klien kami," ucap Junirwan.

Menurutnya, klien mereka yakni Edy Rahmayadi berdiri disitu bukan hanya sebagai Gubernur Sumut melainkan juga berdiri di situ sebagai pembina para atlet dan pelatih sesuai dengan perintah UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

"Beliau berdiri di situ berbicara pengarahan untuk atlet Sumut. Bukan semata-mata karena hal lain. Atlet dan pelatih yang datang juga karena senang mendapat bonus," sebutnya.

Ketika seorang pembina memberikan nasihat, maka sudah sepatutnya didengar. "Dan Choki harusnya paham dia dipanggil ke depan karena apa. Makanya klien kita heran kenapa akhirnya berakhir seperti ini," sebutnya.

Junirwan juga menekankan agar jangan melihat pada konteks tidak tepuk tangannya secara harafiah. Tapi lihatlah pada hakikatnya secara keseluruhan. "Pak Edy awalnya melihat dia ini (red: Choki) siapa. Makanya dipanggil ke depan. Saat dipanggil ke depan, eh rupanya dia pelatih. Telinganya itu dipegang lalu dia menghindar dan dia turun langsung. Jadi tidak benar itu dijewer,. Jadi dipegang telinga dan pundaknya itu tanda kasih sayang sebagai pembina" sebuynya.

Choki diajak ke depan juga dikasih mikropon untuk diajak berdialog. Jadi posisinya Edy Rahmayadi di situ adalah benar pembina para atlet. "Bonus dia juga dikasih kok. Tiap bulan juga dapat gaji Rp6 juta perbulan. Jadi jangan bilang tidak ada kontribusi Edy di olahraga. Justru dengan laporan dia itu kita yang tersinggung. Seharusnya kan saling menyayangi," sebutnya.

Untuk itu ia berharap publik dapat berpikir lebih jernih untuk melihat kasus ini dan memahami substansi permasalahan ini lebih dalam.

(NS/BR)

Baca Juga

Rekomendasi