Kehancuran Disebabkan Topan Rai Jauh Lebih Buruk dari Perkiraan

Kehancuran Disebabkan Topan Rai Jauh Lebih Buruk dari Perkiraan
Seorang warga memperhatikan sebuah mobil yang terseret setelah Topan Rai menerpa Filipina (AFP/Cheryl BALDICANTOS)

Analisadaily.com, Filipina - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, kehancuran yang disebabkan Topan Rai di Filipina "sangat diremehkan" dalam penilaian awal, tiga kali lipat jumlah orang yang terkena dampak serius menjadi 9 juta.

Sebuah kampanye PBB untuk mengumpulkan US$107,2 juta bantuan bagi para korban diluncurkan seminggu setelah badai melanda wilayah selatan dan tengah kepulauan itu pada 16 Desember, menyebabkan 406 orang tewas dan ratusan ribu kehilangan tempat tinggal.

Tapi Koordinator Residen PBB di Filipina, Gustavo Gonzalez mengatakan, target akan direvisi setelah lebih dari 66 penilaian lapangan menunjukkan kehancuran itu jauh lebih buruk dari yang diperkirakan semula.

"Satu bulan sejak pendaratan pertama Super Typhoon Rai, kami menyadari sangat meremehkan skala kehancuran," kata Gonzalez dalam pengarahan virtual dilansir dari AFP dan Channel News Asia, Jumat (21/1).

Kata dia, lebih dari 1,5 juta rumah rusak atau hancur dalam badai, hampir sepertiga lebih banyak dari Topan Super Haiyan 2013 dan lebih banyak sumber daya sangat dibutuhkan.

Hanya 40 persen dari dana yang telah diterima. Solidaritas untuk Filipina diserukan dalam upaya menghindari topan menjadi krisis yang terlupakan.

Daerah yang dilanda topan sudah berjuang dengan Covid-19, kemiskinan dan kekurangan gizi telah membuat ekonomi mereka benar-benar rata.

"Ini adalah wilayah yang sangat rapuh," katanya.

Kelompok-kelompok kemanusiaan telah bekerja sama dengan pemerintah untuk mendistribusikan paket makanan, air minum, tenda dan bahan untuk membangun kembali rumah.

Namun skala bencana, kurangnya listrik dan komunikasi di beberapa daerah, serta menipisnya kas pemerintah pasca penanganan COVID-19 menghambat upaya penyaluran bantuan.

Lonjakan infeksi yang dipicu oleh Omicron juga memaksa pekerja bantuan ke dalam isolasi dan membuat perjalanan menjadi lebih sulit.

Hujan terus-menerus di wilayah itu menambah kesengsaraan, kata Gonzalez.

"Kita berbicara tentang krisis di dalam krisis," katanya.

Rai, topan terkuat yang melanda Filipina tahun lalu, meningkat lebih cepat dari yang diperkirakan, kata para pejabat sebelumnya.

Para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa topan menguat lebih cepat ketika dunia menjadi lebih hangat karena perubahan iklim yang didorong oleh manusia.

Filipina, peringkat di antara negara-negara yang paling rentan terhadap dampaknya - dilanda rata-rata 20 badai setiap tahun.

Pada tahun 2013, Topan Haiyan adalah badai terkuat yang pernah mendarat, menyebabkan lebih dari 7.300 orang tewas atau hilang.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi