Teliti Aktivisme Islam Urban, Faisal Riza Raih Gelar Doktor

Teliti Aktivisme Islam Urban, Faisal Riza Raih Gelar Doktor
Sidang disertasi (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan – Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara, Faisal Riza, resmi menyandang gelar Doktor usai mempertahankan disertasinya berjudul “Kesempatan Politik, Mobilisasi dan Framing: Aktivisme GNPF Ulama di Ruang Kota Indonesia Kontemporer”, di Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam, UIN Sumut, Rabu (9/2).

Disertasi ini dipertahankan di hadapan promotor Prof. Hasyimsyah Nasution, dan Prof. Katimin. Dengan penguji Prof. Amroeni, Prof. Dahlia Lubis, dan Prof. Noorhaidi Hasan, sebagai penguji luar, Guru Besar dari UIN Sunan Kalijaga dan Dekan Fakultas Studi Islam Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). Tampak hadir juga dalam promosi Doktor itu Ketum FAJI Sumut yang juga Bupati Serdang Bedagai 2013-2020, Soekirman.

Faisal menjelaskan, disertasi ini menggunakan paradigma Islamisme dan urbanisme, yaitu sebuah pandangan dunia yang pertama mewakili komunitas muslim dan kedua pandangan sekuler tentang kehidupan di ruang urban perkotaan. Jadi, di sini dapat dipahami bahwa cara-cara hidup kaum muslim di perkotaan dibentuk berdasarkan struktur dan nilai seperti apa yang melingkupinya.

“Problemnya, kaum muslim di perkotaan dihadapkan dengan arus besar kapitalisme. Keadaan ini menuntut kelompok-kelompok sosial merespon dengan kekuatan yang mereka miliki untuk menegosiasikan nilai-nilai, identitas yang mereka yakini sebagai pengimbangan jalannya struktur kota,” kata Faisal.

Dalam disertasi ini Faisal mendalami gerakan politik Islam dalam dinamika urban perkotaan dengan fokus pada satu kelompok yaitu Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama Sumatera Utara (GNPF U SU) di Medan. Teori yang digunakan di sini adalah teori gerakan sosial model struktur kesempatan politik, mobilisasi sumber daya, dan framing.

Penelitian ini menemukan beberapa hal, antara lain; pertama, Kota Medan sebagai ruang dinamika urban yang kompleks telah berkontribusi pada penciptaan ruang yang mendukung bagi kemunculan gerakan politik keagamaan seperti yang dikembangkan oleh GNPF Ulama Sumatera Utara.

Kedua, mobilisasi ummat dilakukan dengan mendapatkan simpati dan dukungan dari berbagai organisasi kemasyarakatan Islam dan kelasykaran, dengan memanfaatkan pendanaan mandiri, membangun jejaring kerjasama dengan kekuatan politik ketika kepentingan parallel dengan momentum politik elektoral untuk memperkuat negosiasi para aktor gerakan, dan di sisi lain momentum ini juga dipandang oleh elit politik sebagai ajang transaksi dukungan yang prospektif.

“Ketiga, framing dikonseptualisasikan berdasarkan kultur yang berkembang dalam kehidupan umat Islam di Medan sepanjang sejarah kota modern, dan juga memanfaatkan suasana batin umat Islam yang dikerjakan melalui tampilan aktor-aktor gerakan yang populis dan dianggap kredibel, wacana Islam dikembangkan melalui media propaganda dalam berbagai platform mulai dari media cetak, media online, media sosial, Telegram, WA dan Youtube,” katanya.

“Ini dapat menjadi rekomendasi pada pemerintah daerah memahami perjalanan perkembangan hidup urban perkotaan. Mulai dari para pemangku kebijakan, organisasi sosial kemasyarakatan, para cendikia dan akademisi, untuk berkolaborasi mengembangkan tata ruang kehidupan sosial perkotaan yang menyejahterakan, yang diidealkan,” pungkasnya.

Prof Noorhaidi Hasan yang menguji langsung secara virtual, mengapresiasi hasil kajian disertasi Faisal Riza. Menurutnya, kajian aktivisme Islam perkotaan (urban) merupakan realitas kekinian yang mewarnai kehidupan sosial muslim Indonesia.

Sementara, Soekirman yang hadir juga memberikan selamat pada Faisal Riza atas capaian ini. Menurutnya, sebagai anak muda asal Serdang Bedagai (Sergai) dan akademisi, Faisal kerap memberikan masukan dalam membangun daerahnya.

“Saya turut berbesar hati atas capaian adinda Faisal Riza. Semoga kajian juga ini dapat dimanfaatkan masyarakat,” pungkasnya.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi