Leonardo DiCaprio Berinvestasi di Perusahaan Daging Sapi

Leonardo DiCaprio Berinvestasi di Perusahaan Daging Sapi
Leonardo DiCaprio mengikuti pawai perubahan iklim 2017 di Washington (AFP)

Analisadaily.com, Amerika Serikat - Leonardo DiCaprio membuat investasi di dua perusahaan rintisan daging yang tumbuh di laboratorium. Aktivis lingkungan ini membeli saham yang tidak ditentukan di Aleph Farms dan Mosa Meat, dua perusahaan yang mengembangkan produk protein yang tumbuh dari sel sapi.

Siaran pers bersama dari Aleph Farms yang berbasis di Israel dan Mosa Meat yang berbasis di Belanda mengatakan, aktor pemenang Academy Award ini juga akan bertindak sebagai penasihat perusahaan.

"Salah satu cara paling berdampak untuk memerangi krisis iklim adalah dengan mengubah sistem pangan kita," kata DiCaprio dilansir dari AFP dan Channel News Asia, Minggu (20/).

"Mosa Meat and Aleph Farms menawarkan cara baru untuk memenuhi permintaan daging sapi dunia, sambil memecahkan beberapa masalah paling mendesak dari produksi daging sapi industri saat ini," kata dia.

Pengumuman ini muncul setelah investasi sebelumnya oleh bintang Titanic di Beyond Meat yang diperdagangkan secara publik, yang menjual burger dan sosis yang terbuat dari tanaman.

Aleph Farms menumbuhkan steak daging sapi, dari sel non-rekayasa genetika yang diisolasi dari sapi hidup, tanpa merugikan hewan dan dengan dampak yang berkurang secara signifikan terhadap lingkungan.

Mosa Meat memperkenalkan hamburger daging sapi budidaya pertama di dunia pada tahun 2013, dengan menanamnya langsung dari sel sapi.

Pendukung daging alternatif mencirikan usaha seperti itu sebagai komponen penting untuk mengatasi perubahan iklim.

Manajemen peternakan konvensional merupakan sumber gas rumah kaca melalui penebangan pohon untuk memberi ruang bagi produksi pakan ternak dan pemeliharaan ternak, dan emisi dari hewan itu sendiri.

Tetapi sementara daging nabati telah masuk ke supermarket arus utama, daging yang dibudidayakan tetap berada pada tahap komersialisasi yang jauh lebih awal. Biaya tetap tinggi, dan sejauh ini hanya Singapura yang menyetujui penjualan produk tersebut.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi