Hal tersebut disampaikan Ketua Kelompok Takoma, Slamat Suryadi, pada kegiatan Lapangan Wartawan Ekonomi BI di penangkaran lebah madu Nagori Sait Buttu Saribu, Selasa (15/3).

Pada kesempatan itu, Slamat mengaku saat ini penangkaran lebah madu Takoma sudah berbenah dan siap menyambut para pengunjung di Desa Wisata Sait Buttu Saribu yang telah launching beberapa bulan lalu.

"Sejak Nagori Sait Buttu Saribu menjadi Desa Wisata, penangkaran lebah madu Takoma menjadi potensi andalan. Pasalnya, di sini kita siap memberikan edukasi berbasis wisata bagi orang yang ingin tahu bagaimana mengelola lebah madu menjadi sumber pendapatan," ucap Slamet.

Kemudian, di penangkaran Lebah madu juga sudah disiapkan beberapa macam varian jenis minuman untuk dinikmati para pengunjung.

Saat ini kelompok tani lebah madu Takoma memasarkan 85 persen di area Sumbagut, sisanya di luar provinsi. Untuk penjualan terbanyak ke kelembagaan seperti Bank Indonesia dan Toba Pulp Lestari.

Untuk kemasan madu yang dijual juga ada beberapa macam, seperti madu Cerana Multiflora 650 gram harganya Rp 150.000, madu Melifera Multiflora 650 gram Rp 150.000.

Madu Trigona Propolis 650 gram Rp 270.000, madu Cerana Nektar Kaliandra 345 gram Rp 75.000, madu Bee Polen 80 gram Rp 35.000, madu Melifera Nektar Akasia 345 gram Rp 75.000 serta madu Sarang Cerana 500 gram Rp 125.000.

Kepala Perwakilan BI Pematangsiantar, Teuku Munandar mengatakan, kelompok tani Takoma merupakan salah satu kelompok binaan BI.

“Penangkaran lebah madu tersebut merupakan wadah edukasi,” tandasnya.

(FHS/RZD)