Para pembalap MotoGP saat memulai balapan kedua musim 2022 di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. (Speedweek/Gold Goose)
Analisadaily.com, Lombok - Setelah tes IRTA yang mengesankan pada Februari lalu, balapan MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika mengecewakan para pebalap Repsol Honda. Manajer tim Repsol Honda, Alberto Puig, pun meminta pertanggungjawaban pabrikan ban Michelin.
Mempersiapkan balapan akhir pekan pertama, para pebalap melakukan tes selama tiga hari pada pertengahan Februari. Pembalap Repsol Honda, Pol Espargaro menyelesaikan tes sebagai yang tercepat, sementara rekan setimnya Marc Márquez finis di urutan ke-9. Sesi latihan bebas pertama juga menjadi awal menjanjikan bagi pebalap Honda, dengan Espargaro dan Marquez memimpin dengan posisi 1 dan 3.
Namun sejak saat itu, tim mengalami penurunan. Di babak kualifikasi, keduanya gagal lolos ke Q2, posisi start 15 dan 16 bukanlah hasil yang kami harapkan. Puig menjelaskan penyebab turunnya performa tersebut.
“Kami sangat cepat selama pengujian, tetapi kemudian Michelin memutuskan untuk memasok ban yang berbeda untuk balapan akhir pekan. Sepeda kami juga telah berubah total. Kami masih tidak tahu apa yang terjadi, tetapi bagaimanapun kami harus berbicara dengan Michelin tentang situasi ban," kata Puig dilansir dari Speedweek, Selasa (22/3).
Marquez telah mengalami tiga kali jatuh selama akhir pekan, dan pukulan keras pada pemanasan pada Minggu pagi berarti akhir prematur dari GP Indonesia-nya. Oleh karena itu Espargaro memulai sebagai petarung tunggal dan menyelamatkan tiga poin kejuaraan dunia di tempat ke-13.
Pembalap Spanyol itu mengalami masalah dengan helmnya selama balapan, yang juga dikonfirmasi oleh Puig.
"Dia hampir tidak bisa melihat apa pun sejak putaran pertama, dia sekarang harus mendiskusikan masalah itu dengan pabrikan helmnya. Tetapi ketika Anda berada dalam kelompok yang terdiri dari empat atau lima pengendara dengan banyak percikan air di wajah Anda, Anda tidak mendapatkan kesempatan untuk melihat apa pun," kata dia.
Pembalap Spanyol berusia 55 tahun itu menjelaskan kepada Marquez, yang mengalami gegar otak saat terjatuh.
"Marc sekarang harus berkonsentrasi pada pemulihannya, kejatuhannya yang serius adalah yang keempat di akhir pekan. Jadi kami membuat keputusan yang tepat untuk tidak membiarkan dia mengemudi," tambahnya.(CSP)