Sidang Dewan Keamanan PBB (Antara)
Analisadaily.com, New York - Sebuah rancangan resolusi yang diajukan Rusia berisi seruan soal akses bantuan dan pelindungan warga sipil di Ukraina terjegal di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam pemungutan suara, Rabu (23/3).
Dari total 15 negara anggota Dewan Keamanan, hanya Rusia dan China yang menyetujui rancangan resolusi tersebut, sementara sisanya memilih abstain.
Resolusi rancangan Rusia itu tidak menyebut-nyebut soal peranan Moskow dalam krisis Ukraina.
"Kalau Rusia memang peduli soal kondisi kemanusiaan, seharusnya mereka berhenti mengebom anak-anak dan berhenti melancarkan taktik pengepungan. Tapi ternyata tidak demikian," kata Duta Besar Inggris untuk PBB ,Barbara Woodward, dilansir dari
Antara, Kamis (24/3).
Rusia selama ini membantah menjadikan warga sipil sebagai target serangannya.
Untuk dapat disahkan, rancangan resolusi Dewan Keamanan harus mendapatkan sedikitnya sembilan suara dukungan serta tidak ada veto dari salah satu negara berikut: Amerika Serikat, Inggris, Perancis, China dan Rusia.
Moskow sebelumnya membatalkan pemungutan suara di Dewan Keamanan yang dijadwalkan Jumat (18/3) pekan lalu, setelah menuding negara-negara Barat melancarkan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap langkah itu.
Rusia mengajukan rancangan setelah Perancis dan Meksiko menarik rancangan versi mereka ke Dewan Keamanan karena yakin dokumen itu akan diveto oleh Moskow.
Dokumen rancangan Perancis dan Meksiko berisi kritik terhadap Rusia yang dianggap sebagai penyebab kemunculan masalah kemanusiaan di Ukraina.
Sementara Ukraina dan negara-negara sekutunya berencana mengajukan rancangan ke forum pemungutan suara di Majelis Umum PBB.
Di majelis beranggotakan 193 negara itu tidak ada negara yang punya veto (hak membatalkan).
Afrika Selatan juga mengajukan rancangan tandingan ke Majelis Umum menyangkut Ukraina, tapi tidak menyebutkan soal Rusia.
Rancangan yang diusung Ukraina saat ini mendapat dukungan dari 88 anggota Majelis, sementara rancangan versi Afrika Selatan didukung oleh enam negara, termasuk China.
Ukraina dan negara-negara sekutunya berupaya menambah jumlah 141 suara dukungan yang didapat pada 2 Maret 2022 saat Majelis Umum mengesahkan resolusi yang menyesalkan "agresi" Rusia ke Ukraina dan mendesak Moskow menarik pasukan dari Ukraina.
Resolusi 2 Maret itu ditolak oleh Rusia, Belarusia, Korea Utara, Suriah dan Eritrea. Sebanyak 35 negara, termasuk China memilih abstain.
(EAL)