Aktivis: Orangutan Tapanuli Adalah Hewan Keramat Bagi Masyarakat Tapsel

Aktivis: Orangutan Tapanuli Adalah Hewan Keramat Bagi Masyarakat Tapsel
Ketua DPW Sarekat Hijau Indonesia Sumatera Utara (Sumut) Hendrawan Hasibuan (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Tapanuli Selatan - Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) merupakan salah satu daerah yang memiliki habitat orangutan, yaitu orangutan tapanuli atau Pongo tapanuliensis.

Orangutan tapanuli merupakan salah satu hewan primadona yang menjadikan Kabupaten Tapanuli Selatan kaya akan sumber daya alamnya. Hal itu terbukti bukan hanya di Indonesia, bahkan Internasional mengetahui daerah Tapsel dikenal memiliki beragam satwa dan tumbuh-tumbuhannya.

Ketua DPW Sarekat Hijau Indonesia Sumatera Utara (Sumut) Hendrawan Hasibuan mengatakan, keberadaan orangutan tapanuli ini tidak hanya sebagai kekayaan, tapi juga terkadang menjadi pengganggu di saat musim buah. Akan tetapi hal itu tidak menjadi masalah bagi masyarakat yang berkebun buah.

“Karena masyarakat menganggap orangutan tapanuli adalah hewan keramat yang harus dijaga dan dilindungi keberadaannya,” kata Hendra, sapaan akrabnya, Senin (16/5).

Disebutkan Hendra, belakangan ini sedang viral pemberitaan tentang penangkapan perdagangan orangutan. Hal ini membuktikan orangutan masih saja dalam keterancaman. Tujuan perdagangan orangutan ini belum diketahui secara jelas, apakah untuk peliharaan, atau untuk pengembangbiakan untuk kepentingan daerah lain yang tidak memiliki orangutan.

“Tentu yang pasti, orangutan telah menjadi objek jualan yang menggiurkan,” ujarnya.

Atas kejadian perdagangan orangutan tersebut, menurut Hendra, sangat dikhawatirkan akan terjadi di Tapsel, meskipun potensi untuk perdagangan orangutan tapanuli sangatlah kecil.

Akan tetapi, perlu dilakukan pengawasan ekstra agar praktik perdagangan orangutan tapanuli tidak terjadi di Tapsel. Dan yang paling dikhawatirkan adalah munculnya modus baru dalam praktik perdagangan satwa.

“Misalnya perdagangannya tidak lagi fisik orangutan tapanuli, akan tetapi pengambilan dan perdagangan sperma orangutan tapanuli. Semoga praktik-praktik seperti ini tidak terjadi,” sebutnya.

Hendra menyarankan, sebagai langkah awal dalam meningkatkan perlindungan dan pengawasan terhadap orangutan tapanuli, mendorong peran masyarakat yang berada di sekitar ekosistem dengan melibatkan kader-kader konservasi yang sudah ada.

Kemudian mendorong peran aktif Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan (Pemkab Tapsel) untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap orangutan tapanuli sebagai hewan keramat.

“Jika tidak, kita semua, anak, dan cucu kita nanti akan kehilangan salah satu kekayaan yang ada, yang nantinya hanya akan mendengar cerita seperti cerita dongeng, bahwa dahulu di Tapsel ada hewan keramat bernama orangutan tapanuli. Semoga ini tidak terjadi,” tandasnya.

(RZD/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi