Ilustrasi - Pekerja membersihkan logo IDX di bawah layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (28/4/2022) (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Analisadaily.com, Jakarta - Pasar modal Indonesia kini berusia 45 tahun. Berbagai perkembangan mewarnai perjalanan pasar modal Indonesia selama empat setengah dekade. Dan periode dua tahun terakhir memberikan tantangan yang berbeda karena terjadi wabah pandemi Covid-19.
Meski transaksi perdagangan mengalami fluktuasi selama pandemi, menurut data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) jumlah investor saham di pasar modal Indonesia telah menembus 4 juta Single Investor Identification (SID) pada akhir semester pertama 2022. Dari jumlah itu, 99,79% merupakan investor individu lokal.
Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Muhammad Pintor Nasution mengatakan, pasar modal Indonesia masih menunjukkan resiliensi yang tinggi dalam menghadapi dinamika perekomian saat ini. Sampai dengan 10 Agustus 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami peningkatan sebesar 7,67 persen pada level 7.086,236 dibandingkan dengan akhir tahun 2021.
Aktivitas perdagangan di Bursa terlihat cukup baik yang tercermin dari rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) hingga awal Agustus telah mencapai Rp15,4 triliun, dan rata-rata volume transaksi per hari telah mencapai 23,4 miliar saham. Selain itu, frekuensi transaksi harian juga telah mencapai 1,3 juta kali atau meningkat sebesar lebih dari 6,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Dari sisi pencatatan efek sampai dengan 10 Agustus 2022, PT BEI berhasil menorehkan 43 pencatatan efek saham, 8 obligasi baru, dan 1 Exchange-Traded Fund atau ETF baru sepanjang tahun 2022,” kata Pintor, Jumat (12/8).
Jika dilihat dari performa sisi supply sampai dengan akhir Juni 2022, BEI mencatatkan pertumbuhan jumlah Perusahaan Tercatat tertinggi dalam 5 tahun terakhir di antara bursa-bursa ASEAN lainnya.
Tidak hanya itu, BEI telah melampaui jumlah 800 Perusahaan Tercatat Saham yang merupakan pencapaian luar biasa bagi pasar modal Indonesia.
Meski demikian, pasar modal Indonesia dinilai masih punya pekerjaan rumah (PR) yang perlu segera dibenahi. PR tersebut adalah soal edukasi. Fokus edukasi pasar modal saat ini adalah “Go Digital” yang terdiri atas kegiatan sosialisasi, literasi, dan edukasi.
Selama enam bulan pertama 2022 SRO (Self Regulatory Organization) yang terdiri atas Bursa Efek Indonesia (BEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) telah mengadakan 5.953 kegiatan edukasi yang melibatkan 445.619 partisipan dengan 5.052 diantaranya dalam bentuk kegiatan edukasi online.
Kegiatan edukasi yang ditujukan untuk masyarakat dan investor ini diangkat dalam jargon 3P (Paham, Punya, Pantau). Paham artinya memahami tujuan investasi, risiko dan bisnis yang terkait dengan produk investasi.
“Punya artinya membuka akun investasi dan memiliki produk investasi, kenali tentang SID dan mulai membeli produk investasi. Sedangkan Pantau berarti Periksa akun investasi Anda secara berkala. Tagar untuk kegiatan ini adalah #Jadiinvestorcerdas,” jelas Pintor.
Diterangkan pintor, digital education innovation telah dibuat BEI dalam bentuk Investment Education Page on IDX Website, IDX Education Investment Gallery and IDX Digital Education Investment Gallery,Waktu Indonesia Berinvestasi, Public Expose Live, Capital Market Summit & Expo, dan influencer Incubator.
Selain edukasi investasi 3P untuk masyarakat dan investor, edukasi juga dibuat untuk perusahaan tercatat dan calon perusahaan tercatat atau calon emiten. Yaitu dalam bentuk one on one meeting, IPO online class yang diadakan melalui webinar setiap hari Rabu, IDXNet-Spe Socialization yang diadakan secara online menggunakan Ms Teams, serta hearings and mini exposes yang diadakan secara onlinemelalui Webex.
Ada tujuh project besar yang tengah dikembangkan BEI sepanjang 2022/2023 dalam tiga area, yaitu terkait investor protection, market deepening, serta regional synergy and connectivity.
Pengembangan investor protection berupa cloud computing development, pengembangan produk baru structured warrant, dan upaya meningkatkan likuiditas perdagangan dalam bentuk SPPA EBUS enhancement, asessment of trading and surveillance system enhancement.
Terkait market deepening meliputi upaya meningkatkan prinsip keterbukaan publik dan inisiatif investasi berkelanjutan berbasis ESG.
“Sementara yang paling awal dikembangkan terkait regional synergy and connectivity yakni mencakup continuous market integrity development & investor protection, menambah jumlah perusahaan yang menawarkan saham kepada publik (IPO) dan jumlah perusahaan tercatat di BEI,” terangnya.
CSR HUT Pasar Modal
Dengan dukungan sepenuhnya dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam rangka HUT pasar modal Indonesia yang jatuh pada 10 Agustus 2022 lalu, SRO mengajak investor pasar modal berinvestasi sekaligus peduli bagi kesejahteraan bersama rakyat Indonesia.
Seluruh pendapatan SRO dari fee jasa transaksi bursa dan fee jasa kustodian sentral pada 9 Agustus 2022 digunakan untuk kegiatan CSR berupa bantuan di bidang lingkungan, kesehatan, pendidikan, sosial serta ekonomi.
Ketua Panitia HUT ke-45 Pasar Modal Indonesia yang juga merupakan Direktur KPEI Antonius Herman Azwar menyatakan, pada tahap awal, dana untuk kegiatan CSR dalam rangka HUT ke-45 Pasar Modal Indonesia ini merupakan bentuk inisiatif kepedulian SRO untuk mendukung upaya pemerintah dalam pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19 sekaligus merupakan komitmen SRO untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang lebih baik bagi masyarakat.
SRO melaksanakan program-program CSR di wilayah DKI Jakarta maupun beberapa daerah lainnya di Indonesia. Kegiatan tersebut antara lain berupa restorasi daerah pesisir termasuk pengembangan kapasitas masyarakat, konservasi pangan lokal, penanaman pohon, program pemberdayaan sampah, pengolahan dan kampanye sampah plastik, program anak sehat untuk pencegahan stunting, donor darah, bantuan ambulans, pengadaan perahu sekolah, serta perbaikan sekolah rusak.
“Selanjutnya, SRO juga akan berupaya melaksanakan kegiatan-kegiatan CSR lainnya yang bermanfaat dalam jangka panjang bagi penerima, dan sejalan dengan upaya pemerintah dalam menyukseskan Tujuan Pembangungan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang menjadi prioritas pembangunan nasional,” tandasnya.
(RZD)