Kegiatan sosial yang dilaksanakan Wabup Tapsel, Rasyid Dongoran, untuk masyarakat (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Tapanuli Selatan - Wakil Bupati Tapanuli Selatan (Wabup Tapsel), Rasyid Assaf Dongoran, melakukan kegiatan rutin bulanan sejak tahun lalu. Fokusnya pada kegiatan-kegiatan sosial untuk masyarakat. Bahkan kegiatan rutin ini dilakukan tanpa pengawalan ataupun protokoler sebagai pejabat, terlihat informal dari rumah ke rumah.
Bahkan, ada kalangan yang menuding Rasyid sudah melakukan kampanye politik secara diam-diam. Namun Rasyid tak menghiraukan tudingan itu. Menurutnya, apa yang dilakukannya murni untuk merangsang berbagai pihak tumbuh kepedulian sesama warga Tapsel yang berekonomi lemah, khususnya ibu-ibu janda dan anak yatim.
"Saya sih tidak begitu peduli jika dituding kegiatan rutin saya bersama teman-teman dinarasikan sebagai kegiatan politik, karena momentum politik masih jauh, bertahun-tahun ke depan, masih ada 2 tahun ke depan pada 2024, itu lama lagi, ini rutinitas bakti sosial kecil dan rutin kami mewujudkan visi sehat, cerdas, sejahtera,” katanya, dalam keterangan diperoleh Kamis (13/10).
“Saya dan kawan-kawan hanya mencoba berbagi tenaga dan berbagi materi dengan porsi semampunya, sekaligus berikhtiar kampanye kepedulian sesama manusia untuk kaum lemah ekonomi, sekali lagi khususnya pada kaum ibu janda miskin dan yatim," sambungnya.
Menurut Rasyid, setiap Wakil Kepala Daerah diberikan Dana Tunjangan Operasional, dan ini setiap bulan sebagai Hak Konstitusional Keuangan. Dasarnya adalah Peraturan Pemerintah (PP) 109 Tahun 2022 , Pasal 8, ayat h dengan maksud dana operasional dipergunakan untuk kerawanan sosial.
"Makanya, dana operasional itu tidak saya berikan ke istri dan anak-anak saya, karena jumlahnya terbatas hanya belasan juta rupiah diberikan negara per bulan. Dana itulah saya gunakan sesuai perintah PP 109 untuk kerawanan sosial dan saya gabungkan dengan prinsip agama saya, yang mana pesan Nabi Muhammad SAW di akhir hayat menjelang wafatnya, ‘Kerjakan Salat dan Bantulah Kaum Lemah’,” sebutnya.
Dana Tunjangan Operasional Jabatan Digunakan untuk 2 Hal
Pilihan Rasyid adalah menggunakan dana operasional jabatan untuk mendukung 2 hal. Pertama, mendukung kegiatan gotong royong atau "Marsialap Ari" untuk perbaikan rumah warga tidak layak huni rakyat Tapsel di sekitar perkantoran bupati pada setiap bulan.
Setiap tahun Pemerintah Pusat melalui APBN menggelontorkan dana perbaikan rumah tidak layak huni, tentu itu tidak cukup. Maka Wabup mengatakan dirinya perlu secara perlahan menggalakkan gotong royong kepedulian sesama, sesuai visi gotong royong Presiden & Wakil Presiden RI.
Kedua, mendukung pemberian sembako sebagai tanda hati dan semangat Rasyid kepada setiap ibu janda miskin dan anak yatim yang kurang mampu, atau dalam adat Batak disebut "Boras Si Pir Ni Tondi (Tanda Semangat)".
“Boras Si Pir Ni Tondi ini dimaknai sebagai simbol bahwa saya mengirimkan doa dan semangat badan saya kepada mereka kaum ibu janda dan yatim miskin, kelak harapannya mereka bisa maju dan terus semangat menjalani Hidup dan bekerja untuk lebih baik ke masa depan,” ucapnya.
“Ketika mereka keluarga janda dan yatim ini sudah mengkonsumsi beras, minyak makan, gula, ikan kaleng dalam paket "Boras Si Pir Ni Tondi" ini, maka sampailah doa saya ke rumah mereka dan semogaenghasilkan darah dan tenaga, kemudian tak putus-putus membuat mereka semangat bekerja dan bekerja, semangat menjalani ke hidup menggantikan tanggung jawab suami yang sudah meninggal dunia, semangat membesarkan anak-anak yang masih balita dan remaja kecil," ungkap Rasyid.
Saat ini ada sekitar hampir 800 Kepala Keluarga status janda miskin berikut anak yatimnya. Rasyid bersama rekan-rekannya sudah mendistribusikan ratusan paket "Boras Si Pir Ni Tondi" di Kecamatan Sipirok, Kecamatan Arse. Bulan ini targetnya ke Saipar Dolok Hole. Harapannya setiap bulan pada masa depan bisa terus ke kecamatan lainnya se-Tapsel.
“Mereka selama ini mendapat bantuan Pemerintah Pusat melalui APBN program keluarga Harapan dan BLT, tapi itu tidak lah cukup bagi mereka, mereka butuh kepedulian kita semua yang berada di daerah ini,” jelasnya.
Isu Miring Tak Ambil Pusing
Terkait isu miring bantuan tersebut dianggap sebagai gerakan politik, Rasyid mengaku tidak ambil pusing. Terutama terkait tim yang memasukkan foto-foto kegiatan ke medsos. Menurutnya itu semua semata-mata untuk kampanye kepedulian, kewajiban sebagai salah satu pemimpin formal di Tapsel ini adalah melaksanakan Falsafah Pancasila dan UUD 1945, dan spektrumnya luas.
“Saya tidak mau memerintahkan pihak lain harus ikut, saya cuma berbuat semampunya, berkampanye-kampanye tentang kepedulian dan gotong royong, sehingga berharap pihak-pihak lain untuk bangkit rasa kepedulian untuk menyisihkan pendapatannya dan berbagi kepada kaum yang rentan lemah dan rutin,” ungkapnya.
“Jika orang lain melakukannya secara diam-diam maka itu baik, kalau melakukan secara terbuka juga baik, yang penting niat lurus saja, hanya kita dan Tuhan yang tahu apa yang ada di hati dan pikiran paling dalam,” ujarnya.
Menurutnya, jika manusia terjebak dalam urusan menanggapi opini negatif orang lain, maka akan letih secara psikologis. Ia tidak peduli tentang kata orang lain tentang kegiatan sosial dinilai berbau politik.
“Kalau ada yang melihat itu politis, ya itu lah kemampuan dia berpikir dan ilmu dia menilai orang lain,” tegasnya.
Orang Mampu Berbagi
Rasyid menilai, kita harus memulai gerakan menggugah orang mampu untuk melakukan santunan pada janda miskin dan yatim secara rutin. Ia mencontohkan, jika ada 100 orang mampu berbuat di kecamatan masing-masing, maka akan muncul semangat bagi kaum rentan ekonomi untuk bangkit secara ekonomi dan pendidikannya.
“Ayolah, tak usah takut dikatakan riya. Bagi kalangan ekonomi mampu, saya imbau untuk membantu para janda miskin dan yatim di kecamatan masing masing. Bantu secara terbuka dan bantu secara tertutup, tidak membuat kita berdosa atau gugur pahala, yang penting niatnya lurus,” tandasnya.
(REL/RZD)