Arab Saudi: Sanksi ke Rusia Dapat Akibatkan Krisis Energi

Arab Saudi: Sanksi ke Rusia Dapat Akibatkan Krisis Energi
Arsip - Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman al Saud, berbicara pada Forum Penerbangan Masa Depan di Riyadh, Arab Saudi, 9 Mei 2022. (ANTARA/REUTERS/Ahmed Yosri/Files)

Analisadaily.com, Dubai - Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman memperingatkan pada Sabtu (4/1), sanksi Barat terhadap Rusia dapat mengakibatkan kekurangan pasokan energi pada masa mendatang

"Semua yang disebut sebagai sanksi, embargo, kekurangan investasi, itu akan membuat situasi runyam hingga mengakibatkan satu hal dan hanya satu hal, kekurangan pasokan beragam bentuk energi saat sangat dibutuhkan," kata Pangeran Abdulaziz dilansir dari Antara, Minggu (5/2).

Ia mengeluarkan pernyataan itu ketika menjawab pertanyaan mengenai bagaimana langkah bidang perdagangan dapat memengaruhi pasar energi.

Pangeran juga mengatakan Arab Saudi berupaya mengirim Liquefied Petroleum Gas (LPG) ke Ukraina. LPG lazimnya digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak dan untuk pemanas.

Uni Eropa telah menjatuhkan serangkaian sanksi melawan Rusia, mengurangi ekspor energi Rusia, dan kekuatan Barat lainnya juga telah melakukan langkah yang sama guna membatasi kemampuan Moskow untuk mendanai perang di Ukraina.

Ketika ditanya mengenai pelajaran yang diperoleh dari pasar energi yang dinamis pada 2022, Pangeran Abdulaziz mengatakan hal terpenting bagi seluruh dunia adalah "memercayai OPEC+".

"Kami adalah sekumpulan negara yang bertanggung jawab, kami mengambil isu kebijakan yang relevan dengan pasar energi dan minyak dalam bentuk penyimpanan total dan kami tidak melibatkan diri dalam isu-isu politik," katanya.

OPEC+ merupakan perhimpunan yang meliputi anggota-anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sejumlah pihak lainnya termasuk Rusia.

Perhimpunan itu tahun lalu sepakat memangkas produksi minyak sampai dengan dua juta barel per hari atau setara dengan dua persen permintaan minyak global, dari November hingga akhir 2023, untuk mendukung pasar.

Panel OPEC+ yang bertemu Rabu (1/2) lalu mendukung keputusan itu. Pesan utama yang diusung sepanjang pertemuan itu adalah kelompok tersebut akan tetap berjalan sesuai rencana hingga akhir kesepakatan.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi