Ilustrasi (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Sebagai pendiri dan CEO Deal Jobs dan SejutaCita, Andhika Sudarman telah mengalami pembelajaran kurikulum internasional, menerima Dean's Special Award di universitas American Ivy League pada tahun 2020, dan menjadi orang Indonesia pertama yang menyampaikan pidato pembukaan di kampus.
Andhika Sudarman juga merasakan manfaat kurikulum internasional saat belajar di Harvard Law School. Pada tahun 2020, Andhika memenangkan Penghargaan Khusus Dekan Universitas Harvard. Selain itu, Andhika juga memberikan pidato terakhir di kampus tersebut.
Menurut Andhika, kecerdasan manusia sebenarnya hampir mirip satu sama lain, mereka terpisah dari lingkungan yang membentuknya. Bagi Andhika, kelemahan pendidikan di Indonesia adalah fokus pada hafalan. Padahal hal yang penting alah berpikir secara mendalam, bukan melihat ke masa lalu dan berhenti sampai di situ.
Sementara itu sistem pembelajaran di Amerika menyediakan banyak test case. Peserta didik akan dihadapkan pada situasi untuk mengambil tindakan, tidak ada jawaban yang absolut tetapi bersifat kualitatif dan harus didiskusikan.
“Kurikulum Indonesia jelas merupakan tawaran bagi saya, tetapi kurikulum internasional mendorong saya untuk menerapkan dan memperdalam perspektif global saya. Sekarang adalah era di mana sulit bagi kami untuk melanjutkan di tempat yang sama,” ujarnya, Jumat (24/2).
“Karena yang lain move on. Belajar di luar negeri memberi saya kesempatan ini. Untuk memperluas jaringan di seluruh dunia, untuk mempelajari perspektif mereka, juga cara belajar yang berbeda, dengan pemahaman yang lebih intens. Semuanya membuat saya semakin mengerti bahwa itu penting jangan berdiam diri di zona nyaman saja,” sambungnya.
Menyambut Indonesia Emas 2045, Indonesia masih menghadapi tantangan besar terkait kualitas sumber daya manusia. Menurut Bank Dunia 2020, Human Capital Index Indonesia masih berada di peringkat 87 dari 17 negara dengan nilai Human Capital Index (HCI) sebesar 0,5, bahkan tertinggal dari beberapa negara Asia Tenggara.
Farrah Mahdaly, Kemahasiswaan dan Alumni Sampoerna University menjadikan data tersebut untuk memotivasi agar dapat meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Sebagai institusi pendidikan, Sampoerna University berkomitmen untuk berkontribusi mencetak generasi masa depan Indonesia yang berdaya saing global.
“Sistem pembelajaran khas Amerika yang diterapkan Sampoerna University berlangsung dua arah, serta menggunakan project dan case study,” ucapnya.
Universitas Sampoerna menerapkan sistem pembelajaran khas Amerika yang berlangsung dua arah dan menggunakan proyek dan studi kasus. Kurikulum Amerika mencakup pengetahuan umum dan interdisipliner, yang merupakan dasar dari semua jurusan.
Kurikulum ini berfokus pada membangun kompetensi siswa yang kuat di era sosial, etika dan komunikasi, terutama dalam bahasa Inggris, berpikir kritis dan pemecahan masalah, serta memperkuat dasar-dasar matematika, sains, literasi informasi dan teknologi.
Sampoerna University telah mengumumkan komitmennya untuk memperkenalkan pendidikan tinggi di tingkat internasional. Salah satu langkah yang dilakukan adalah menyediakan kurikulum unik di Indonesia yang berbasis inti pendidikan umum Amerika.
Kerja sama Universitas Arizona, Sampoerna University juga menawarkan kesempatan bagi mahasiswa untuk menyelesaikan kredensial di Indonesia atau mentransfer kredit ke Amerika tanpa harus meninggalkan Indonesia.
Rektor Sampoerna University, Wahdi Yudhi menyatakan, Sampoerna University merupakan satu-satunya universitas di Indonesia yang menawarkan kurikulum berstandarkan pendidikan di Amerika.
“Dengan standar nasional dan internasional, Sampoerna University berkomitmen untuk selalu memberikan kontribusi substantif kepada masyarakat Indonesia melalui pendidikan. Hal ini selaras dengan misi kami untuk mendorong akselerasi pengembangan pemimpin masa depan Indonesia yang siap berkompetisi di kancah global,” jelas Wahdi Yudhi.
Berada di Amerika Serikat, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja, Amerika merupakan negara nomor satu dengan sistem pendidikan dan kurikulum terbaik di dunia. Selain itu, The World University Rankings 2023 menyebutkan bahwa 7 dari 10 universitas terbaik dunia berlokasi di Amerika.
Tentu saja, itu juga membuktikan bahwa sistem dan kurikulum pendidikan Amerika memenuhi kebutuhan industri saat ini dan masa depan.
(REL/RZD)