IHSG Berpotensi Menguat Setelah 3 Pekan Melemah

IHSG Berpotensi Menguat Setelah 3 Pekan Melemah
Arsip foto - Karyawan memotret layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Analisadaily.com, Jakarta – Setelah melemah 3 pekan berturut-turut, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada minggu ini berpotensi menguat.

Diketahui, pada pekan lalu, laju IHSG masih tersendat oleh sejumlah sentimen negatif sehingga kembali melemah -0,7 persen dengan penurunan terdalam di sektor basic materials sebesar -3,4 persen disusul sektor energy sebesar -2,7 persen dan sektor industrials sebesar -2,3 persen.

Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT), Rifqi Satria Dinandra menyebutkan pelemahan pekan lalu terutama terimbas data dari Tiongkok yang menyebutkan ekonomi hanya akan tumbuh di kisaran 5 persen. Alhasil, harga-harga mineral dan energi pun terkena imbasnya.

Ia menambahkan pada minggu lalu sebenarnya ada 3 sentimen dari dalam negeri yang memengaruhi laju IHSG yakni cadangan devisa, indeks kepercayaan konsumen dan penjualan eceran serta subsidi kendaraan listrik.

"Cadangan devisa pada akhir Februari meningkat ke level US$ 140,3 miliar dari sebelumnya US$ 139,4 miliar. Kenaikan disebabkan oleh penerimaan pajak dan penarikan utang luar negeri pemerintah. Bank sentral memiliki cadangan devisa yang memadai untuk menjaga stabilitas nilai tukar," terangnya, Senin (13/3).

"Kalau devisa meningkat maka BI akan punya banyak cadangan untuk menstabilkan jika terjadi volatilitas nilai tukar. Cadangan devisa ini penting untuk emiten-emiten yang import untuk memproduksi," imbuhnya.

Sementara itu, indeks kepercayaan konsumen memang agak melemah sedikit, tapi keyakinan masyarakat masih stabil dan data penjualan eceran terus meningkat.

Di sisi lain, subsidi kendaraan listrik menjadi sentimen positif, teristimewa setelah pemerintah mengumumkan pemberian insentif atau subsidi kendaraan listrik berlaku mulai 20 Maret 2023.

"Mobil listrik yang mendapatkan insentif adalah Hyundai dan Wuling. Kemudian, motor listrik yang harganya akan lebih murah usai pemberlakuan insentif, antara lain Gesits, Volta dan Selis," tegasnya.

Untuk minggu ini investor dan trader wajib memerhatikan 2 sentimen yakni neraca perdagangan dan BI Rate. Selain itu, juga ada sentimen inflasi AS.

"Neraca perdagangan yang rilis pada 15 Maret diperkirakan akan surplus US$ 3,2 miliar dan BI diperkirakan akan menahan suku bunga," tegasnya.

Ia menambahkan jika neraca perdagangan dan BI Rate benar-benar positif maka akan mengerek IHSG ke jalur penguatan, karena sudah 3 pekan ini IHSG melemah tipis.

Sementara itu, inflasi AS juga akan rilis minggu ini. Data ini penting untuk melihat bagaimana arah kebijakan The Fed. Inflasi akan menentukan arah suku bunga AS.

"Apabila inflasi kembali naik, The Fed dikhawatirkan akan lebih agresif dalam menaikkan suku bunga," tegasnya.

Dihadapkan pada data-data yang mendukung potensi penguatan IHSG pada minggu ini, ia pun merekomendasikan buy untuk trading #caribebasmu hingga 17 Maret 2023 mendatang pada saham-saham berikut ini: TLKM (Support: 3.940, Resistance: 4.150), ISAT (Support: 6.900, Resistance: 7.250), BBRI (Support: 4.730, Resistance: 4.980), BMRI (Support: 10.175, Resistance: 10.650), BBNI (Support: 8.800, Resistance: 9.575) dan AMRT (Support: 2.770, Resistance: 2.920).

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi