Chastry Meher Dinobatkan Namora Pangalinggomi Hatorkisan Pulungan

Chastry Meher Dinobatkan Namora Pangalinggomi Hatorkisan Pulungan
Tangani Stunting, Chastry Meher Dinobatkan Namora Pangalinggomi Hatorkisan Pulungan (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Madina - Raja-raja Mandailing dipimpin Raja Panusunan, Mangaraja Enda Junjungan Nasution, Panyabungan Tonga menobatkan Dr, dr Cashtry Meher Pulungan dengan gelar Namora Pangalinggomi Hatorkisan Pulungan.

"Namora kami ini di usia 32 tahun sudah mendapatkan 5 gelar kesehatan, itu sangat membanggakan Mandailing. Ditengah kesibukannya jadi seorang istri, suaminya dokter juga dr. Fahmi Sani Nasution, jadi ibu, jadi dosen, jadi dokter, Namora kami ini sudah tiga tahun mengabdi menangani kasus stunting di Kepulauan Nias, namun baru satu terakhir ini turun ke lapangan karena pandemi," kata pemimpin sidang adat Raja Panusunan Mangaraja Enda Junjungan Nasution di Sopo Godang Huta Bargot, Kecamatan Huta Bargot, Kabupaten Mandailing Natal, Selasa (21/3).

"Itu mengapa dalam kerapatan adat Raja-raja Mandailing menganugerahkannya gelar Namora Pangalinggomi Hatorkisan Pulungan, kalau dalam Bahasa Indonesia artinya Putri Pelindung Kesehatan atau Putri yang sangat memperhatikan kesehatan masyarakat," sambungnya.

Desa Huta Bargot adalah pusat kerajaan marga Pulungan dalam naskah 'Pararaton' (1336 Masehi) yang ditulis dalam teks Jawa pertengahan. Naskah itu menyebutkan bahwa di Sumatera terdapat lima kerajaan penting, salah satunya adalah kerajaan Aru, yang telah berdiri tahun 1295 Masehi. Kawasan Mandailing Natal diyakini dibawah pengaruh kekuasaan kerajaan tersebut sepanjang abad 13 hingaa 15 Masehi.

Kerajaan Mandailing yang otonom diyakini baru terbentuk beberapa abad kemudian yang ditandai dengan kekuasaan Pulungan yang pertama. Keturunannya menyebar di Madina, Tapsel, Batang Toru, Palas hingga ke Sosa, Paluta hingga ke Halongonan.

"Namora Cashtry adalah wanita pertama dalam catatan sejarah marga Pulungan yang mendapat gelar kehormatan terkait kesehatan, acaranya digelar di pusat Kerajaan Pulungan yang sudah berusia tiga abad dan dihadiri raja-raja Mandailing dari berbagai wilayah. Kami yakin, Namora kami ini akan mengabdi untuk seluruh masyarakat Mandailing dengan semua ilmu pengetahuannya," ucap Raja Panusunan Mangaraja Enda Junjungan Nasution.

Dr, dr Cashtry Meher Pulungan saat ini merupakan dokter spesialis dermatologi dan venereology (kulit dan kelamin) di Rumah Sakit Mitra Medika, owner Centrum Clinic Medan, juga salah satu dosen di fakultas kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Ketua Umum Yayasan Cahaya Peduli Semesta Indonesia yang concern menangani Stunting di berbagai provinsi dan bergabung di Satgas Covid-19 nasional.

"Penobatan gelar ini menjadi cambuk untuk terus melakukan pengabdian terbaik. Mulai tahun ini, kami akan focus untuk memperbaiki kesehatan masyarakat Mandailing dan stunting. Mohon doa restunya agar Madina dan seluruh wilayah Tabagsel bisa bebas stunting," kata Dr Cashtry Meher Pulungan.

Dijelaskannya, Survey Status Gizi Balita Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi stunting di Sumut masih berada pada angka 25,8 persen. Angka prevalensi itu menempatkan Sumut di peringkat lima provinsi dengan jumlah balita stunting atau kerdil terbanyak setelah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Banten.

"47,7 persen anak usia di bawah lima tahun (balita) di Kabupaten Mandailing Natal mengalami stunting. Artinya, hampir separuh balita di kabupaten ini mengalami gangguan pertumbuhan dan persentase itu adalah yang terburuk di Sumut. Ini putra putri saudara-saudara saya, masa depan Mandailing Natal, saya akan bekerja keras untuk itu," tegasnya.

Hadir dalam pertemuan itu, Raja dan tokoh-tokoh Na Mora Na Toras, Patuan Mandailing Hutasiantar, Sutan Naposo Pulungan, Sutan Palembang Nst, Muchrid Nasution Gelar Sutan Kiyanan Panyabungan Bersama Isteri Henni Fahrina Lubis Gelar Namora Oloan, tokoh-tokoh pemuda dan sejumlah akademisi dan praktisi kedokteran Sumatera Utara.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi