Akselerasi Ekosistem Digital untuk Pembangunan Ekonomi yang Inklusif

Akselerasi Ekosistem Digital untuk Pembangunan Ekonomi yang Inklusif
Hal itu disampaikan Sri Marti dalam Webinar bertema “Ngobrol Bareng Legislator: Akselerasi Ekosistem Digital untuk Pembangunan Ekonomi yang Inklusif”, Selasa (28/3) (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Jakarta - Berkembangnya teknologi transformasi digital sekarang ini, dapat meningkatkan pembangunan ekonomi digital. Dosen Program Studi Manajemen Universitas Mercubuana, Sri Marti Pramudena mengatakan, sebelum kehadiran teknologi digital, transmisi elektronik pada masa lalu hanya sebatas pada teknologi analog saja.

Selanjutnya menyampaikan data dalam wujud sinyal elektronik dari berbagai frekuensi ataupun amplitudo yang ditambahkan pada gelombang yang membawa frekuensi khusus contohnya adalah siaran dan transmisi telepon.

Lalu, di Indonesia revolusi industri generasi keempat sudah di-blow up oleh Kementerian Perindustrian, sesuai dengan arahan presiden, tujuannya agar Indonesia mampu bersaing dengan negara lain di bidang industri, sehingga Indonesia mau tidak mau harus mengikuti tren yang tengah terjadi.

“Arahan Presiden Joko Widodo dalam Peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024, ada lima langkah mempercepat tranformasi digital. Pertama, mempercepat perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital. Kedua, tranformasi digital di sektor-sektor strategis seperti pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, pendidikan, kesehatan, perdagangan, industri,dan penyiaran segera dilaksanakan agar utilisasi infrastruktur juga meningkat. Ketiga, percepatan integrasi pusat, data nasional. Keempat, mempersiapkan kebutuhan sumber daya manusia pada digitalisasi. Kelima, penyiapan hal-hal yang berkaitan dengan regulasi, skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital,” ucap Sri Marti.

Hal itu disampaikan Sri Marti dalam Webinar bertema “Ngobrol Bareng Legislator: Akselerasi Ekosistem Digital untuk Pembangunan Ekonomi yang Inklusif”, Selasa (28/3).

Keberadaan sistem informasi tersebut terbukti mampu mendukung peningkatan kinerja, peningkatan efisiensi, efektivitas dan juga produktivitas suatu organisasi maupun perusahaan.

Perkembangan digital di Indonesia juga mempermudah dalam hal apapun, penawaran produk, transaksi jual beli (e-commerce), melamar pekerjaan (e-governance), pembelajaran (e-learning), manajemen Pendidikan (E-School Management System), Kesehatan (e-health), layanan pertanian (e-egriculture) bahkan layanan pembayaran (e-banking).

Sri Marti juga memberikan solusi dalam akhir diskusi, “Ketika kita mengharapkan kemajuan di bidang digital, informasi dan pengembangan ekonomi kita dihadapkan juga pada tampak yang akan terjadi dari kemajuan digital tersebut, untuk itu solusi yang ditawarkan adalah pengawasan dan didikan dari lingkungan keluarga masyarakat dan legalitas aturan-aturan yang mencegah dan membuat dampak jera terhadap penyakit sosial tersebut.”

Anggota Komisi 1 DPR RI, Prof. Sjarifuddin Hasan, menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia menurut badan pusat statistik pada tahun 2004-2014 rata-rata sebesar 5,69 persen, tahun 2005-2022 rata-rata pertumbuhan sebesar 3,99 persen. Lalu, pertumbuhan PDB perkapita rata-rata pada tahun 2004-2014 sebesar 11,1 persen dan pada tahun 2005-2021 sebesar 3,3 persen.

“Akan tetapi, tingkat pengangguran sekitar 5,13 persen relatif tinggi sehingga harus dikurangi. Selain itu, kemiskinan selama 8 tahun, penurunan kemiskinan kurang dari 1 persen,” sebutnya.

Komisioner KPI Pusat, Nuning Rodiyah menyatakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada triwulan IV 2022 tercatat tetap tinggi yaitu 5,01 persen. Perekonomian Indonesia tahun 2022 dihitung berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku sejumlah Rp 19.588,4 triliun dan PDB perkapita mencapai Rp 71.030.850 atau US$ 4.783,9.

“Di tengah pertumbuhan ekonomi global yang melambat. Dengan perkembangan tersebut, pada tahun 2022 pertumbuhan keseluruhan mencapai 5,31 persen, jauh meningkat pada tahun sebelumnya yakni sebesar 3,70 persen. Bahkan pernah mengalami penurunan yang cukup drastis pada tahun 2020 sebesar -2,07 persen,” ungkap Nuning.

Fokus Partner2Connect ITU memupuk konektivitas yang bermakna melalui digital yakni Acces;kesiapan infrastruktur digital ,tingkat keterjangkauan harga bulanan langganan, dan keamanan. Adoption; Skills kemampuan untuk memahami, menggunakan, dan mengonfigurasi teknologi digital untuk keterlibatan partisipatif, digital inclusion ramah digunakan, dan di akses semua kelompok masyarakat tanpa diskriminasi, Relevant/local content and services kegagalan untuk menyesuaikan konten dengan realitas dan karakteristik lokal, penggunaan alat dan sistem monolitik yang mencegah, berdampak negatif pada pengembangan konten dan layanan lokal.

Value Creation (Membangun Ekosistem Digital) ; mempercepat transformasi digital masyarakat melalui pendekatan menyeluruh ekosistem yang memupuk kewirausahaan, inovasi, start-up, UKM, perdagangan, dan penciptaan lapangan kerja, melalui kebijakan kolaboratif dan praktik regulasi yang didukung oleh data.

Accelerate; Innovative financing (sistem pembiayaan yang variatif), Project viability (lingkungan proyek harus memiliki stabilitas dan kontinuitas yang kuat. Setiap perubahan baik dalam hal hukum, peraturan atau lingkungan politik akan mempengaruhi kelangsungan hidup proyek), Investor constellation(metode investasi tradisional harus dilihat kembali dan dinilai kembali beberapa faktor yang menjadi pertimbangan).

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi