FSPTN KSPSI bahas nasib pekerja tranportasi dan TKBM dengan Kadin Sumut (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Federasi Serikat Pekerja Transportasi Nusantara (FSPTN) Konfederasi SPSI pimpinan Andi Gani Nena Wea bertemu dengan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut Firsal Mutyara di Kantor Kadin Sumut, Selasa (30/5). Pertemuan itu memembahas nasib pekerja sektor transportasi.
Dalam pertemuan tersebut, Ketua FSPTN Sumut Sahat Simatupang didampingi Sekretaris T. Apta Susilo serta Bendahara Albakrie, beserta rombongan FSPTN dan hadir Wakil Bendahara Azuarsyah Tarigan, Ketua dan Sekretaris FSPTN Kota Medan Rendi Siagian dan Yordan Sitepu serta Ketua FSPTN Deli Serdang OK Alamsyah Putra yang diwakili Wakil Ketua Hariady.
"Tujuan FSPTN audiensi ke Kadin Sumut menanyakan kelanjutan pertemuan Kadin Indonesia dengan lima organisasi serikat buruh/serikat pekerja nota kesepahaman peluncuran platform digital vokasi Kadin untuk tenaga kerja, April lalu yang dihadiri Pimpinan Pusat FSPTN dan membahas nasib pekerja transportasi dan bongkar muat." kata Sahat Simatupang.
Sahat menuturkan ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek paling penting dalam dunia industri dan juga komponen pembangunan Indonesia. Namun, dari tahun ke tahun. Produktivitas masih menjadi tantangan dalam ketenagakerjaan Indonesia. Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2021, produktivitas Indonesia masih menempati peringkat ke-5 di antara negara-negara Asia Tenggara.
"Kita masih dibawah Malaysia dan juga Thailand dalam urusan produktivitas. Sementara kompetisi di pasar tenaga kerja semakin ketat, terutama di era globalisasi dan revolusi 4.0 seperti saat ini. Pengusaha Indonesia juga banyak yang gagal menanamkan mental bangga jadi pekerja ditempatnya bekerja seperti pekerja di Jepang. Berikan pekerja kebanggaan atau pride melayani negeri Indonesia maka produktivitas manusia akan melebihi kerja mesin atau robot," tuturnya.
Meski demikian, kata Sahat, robotisasi dan digitalisasi sesuatu keniscayaan yang harus dihadapi diera revolusi 4.0. Untuk itu, sambung jurnalis Tempo ini, dia dan pengurus FSPTN Sumut berkomitmen membantu pekerja sektor transportasi darat, laut, udara, danau dan penyeberangan serta ikutannya yakni Tenaga Kerja Bongkar Muat atau TKBM agar mendapat pelatihan keterampilan digitalisasi permesinan.
"Salah satu contoh kecil yaitu bus konvensional menggunakan BBM perlahan akan berganti ke bus listrik program pemerintah. Tentu para supir harus diberi keterampilan mengemudi dengan bus listrik dan mekanik bus listrik. Kemudian tenaga TKBM di pelabuhan yang masih mengandalkan otot akan berganti menjadi tenaga mesin," ujar aktivis 98 ini.
Sahat mengatakan, ia dan jajaran FSPTN berkomitmen memberikan keahlian sekecil apapun agar pekerja sektor transportasi dan tenaga kerja bongkar muat bisa keluar dari lingkaran kesulitan hidup.
"Kami tidak mau ayahnya kuli angkut pelabuhan anaknya juga kuli angkut. Harus ada keahlian agar keluar dari perangkap kemiskinan. Ini lah latar belakang kenapa kami ingin berdiskusi dengan Kadin yang kami anggap sebagai representasi pengusaha nasional. Kami datang ke Kadin bicara value atau nilai, bukan bicara bisnis apalagi sekedar bicara panitia peringatan hari buruh," ucapnya.
Ketua Umum Kadin Sumut Firsal Mutyara mengatakan, tindak lanjut platform digital vokasi Kadin untuk tenaga kerja yang dibahas saat pertemuan dengan lima organisasi serikat buruh/serikat pekerja nota kesepahaman Kadin Pusat dengan serikat pekerja/ serikat buruh masih dipersiapkan di tingkat pusat. Namun untuk platform pencari kerja, sudah disiapkan Kadin.
"Kadin Sumut menunggu masukan dari FSPTN agar masalah - masalah ketenagakerjaan di sektor informal dan transportasi seperti yang disampaikan dalam pertemuan ini kita tindak lanjuti. Pengusaha dan pekerja sama - sama berjuang digaris yang sama agar didengar pemerintah. FSPTN harus besar sehingga sekali bergerak didengar pemerintah. Nanti kita jadwalkan pertemuan karena ini baru pertemuan pertama," katanya.
(JW/CSP)