Pengasuh Ponpes Al-Hidayah: Kita Kikis Paham Radikal

Pengasuh Ponpes Al-Hidayah: Kita Kikis Paham Radikal
Para santri mengikuti upacara bendera Harlah Pancasila 2023 perdana di Ponpes Al-Hidayah, Desa Sidodadi, Kecamatan Kejuruan Muda, Aceh Tamiang, Kamis (1/6). (Analisadaily/Dede Harison)

Analisadaily.com, Kualasimpang - Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Hidayah di Desa Sidodadi, Kecamatan Kejuruan Muda, Aceh Tamiang, Ustaz Agus Sutrisno, mengatakan, saat ini ponpes atau dayah yang diasuhnya sedang dalam pembinaan pemerintah, termasuk Densus 88 Antiteror.

Namun tak terlepas juga peran dari jajaran pemerintah daerah, pemerintah desa dan masyarakat setempat ikut andil meluangkan segalanya. Yayasan Ponpes Al-Hidayah telah melakukan perbaikan dan pembenahan dari dalam terhadap warga ponpes (santri dan guru). Dia pun memastikan tidak ada lagi santriwan dan santriwati yang terpapar paham radikalisme.

"Ya, saya katakan hari ini, kita tidak ada hal-hal yang demikian (paham radikal), bisa saya pastikan itu," kata Agus usai upacara bendera peringatan Hari Lahir Pancasila 2023 di Ponpes Al-Hidayah, Kamis (1/6).

"Dulu itu hanya oknum. Artinya hari ini pun kalau mungkin ada hal-hal yang demikian (radikal) kita sudah kikis," sambungnya.

Menurutnya, upacara peringatan Harlah Pancasila 2023 yang jatuh setiap 1 Juni ini digelar untuk menumbuhkan nasionalisme dan wawasan kebangsaan bagi para santri di Ponpes Al-Hidayah yang pernah disusupi faham radikalisme jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI).

Sekadar mengingatkan, pascaaparat Densus 88 AT Mabes Polri mencokok dua orang dari Ponpes Al-Hidayah dalam aksi penggerebekan pada 22 Juli 2022, segala aktivitas di ponpes tersebut dalam pengawasan aparat. Bahkan sepekan setelah insiden penangkapan teroris tersebut, sebanyak 389 orang warga Aceh Tamiang termasuk di lingkungan pesantren dicabut bai'at dan ikrar setiap kembali ke pangkuan NKRI.

Kemudian santri dari sejumlah ponpes di Aceh Tamiang yang dinyatakan terpapar langsung mendapat bimbingan dari Forkopimda plus untuk menumbuhkan rasa nasionalime mereka.

Pada momen Harlah Pancasila kali ini ratusan santri Al-Hidayah terpantau mengikuti upacara. Sebagian santriwan mengenakan seragam Pramuka. Sementara mayoritas santriwati pakai baju panjang syar'i dan kerudung sekaligus cadar.

Bertindak sebagai Inspektur Upacara Kapolsek Kejuruan Muda AKP Kun Hidayat dengan dihadiri unsur Forkopimcam, tokoh masyarakat dan perangkat Desa Sidodadi serta segenap dewan guru Ponpes.

Lebih lanjut Agus mengatakan, peringatan Hari Lahir Pancasila diperingati oleh seluruh keluarga besar Ponpes Al-Hidayah, tokoh masyarakat dan seluruh perangkat desa. Kegiatan ini sebuah bentuk nyata pembuktian bahwa Pesantren Al-Hidayah cinta kepada NKRI, benar-benar menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan akan terus digalakkan di tahun-tahun berikutnya.

"Pondok Pesantren Al-Hidayah ingin terus menunjukkan memperbaiki diri ingin menjadi yang terbaik memberi kontribusi sebaik-baiknya untuk negara Indonesia," kata alumnus pertama Al-Hidayah tahun 2011 itu.

Diakuinya peringatan Harlah Pancasila sendiri merupakan yang perdana dilaksanakan di Ponpes Al-Hidayah. Namun beberapa bulan terakhir santrinya sudah membentuk gerakan Pramuka sebagai pelajaran ekstra kulikuler di Pesantren. Upacara bendera setiap hari Senin dan masih banyak lagi kegiatan yang membangkitkan jiwa nasionalisme lainnya.

Pengasuh Ponpes juga sudah mewacanakan pada peringatan HUT RI 17 Agustus 2023 sudah mempersiapkan untuk menggelar upacara secara meriah di hari kemerdekaan RI tersebut.

"Keberhasilan ini merupakan bukti nyata pembinaan pemerintah, terutama TNI/Polri dan jajaran pemerintahan daerah ikut andil dalam pembinaan di Ponpes Al-Hidayah secara khusus ada perubahan bisa diperlihatkan kepada publik," ungkapnya.

Wakil Ketua Bina Muda Kwarcab Pramuka Aceh Tamiang, Edi Suwanto, mengatakan, untuk menangkal faham radikalisme harus dibarengi rasa nasionalisme dan mengedepankan toleransi termasuk akhlak mulia kepada siapapun.

Gerakan Pramuka yang dibentuk di Ponpes Al-Hidayah adalah salah satu cara untuk menangkal faham radikalisme, meskipun dalam kondisi keterbatasan.

"Alhamdulillah, ke depannya peminat Pramuka di Al-Hidayah bisa belajar kepada pembina yang ada di Kwarcab, sehingga kita bisa mengajarkan para guru-guru Al-Hidayah untuk diteruskan kepada para santri," sebutnya.

Edi menceritakan, proses awal terbentuknya pramuka di Pesantren Al-Hidayah dari latihan-latihan dasar. Saat ini sudah ada kemajuan pihak Pesantren sudah berkoordinasi dengan Kwarcab Aceh Tamiang berkaitan dengan pendirian gugus depan (Gudep) 05.553-05.554 Ponpes Islam Terpadu (PPIT) Al-Hidayah.

"Nama itu sudah baku dan sudah terdaftar di Kwarcab. Untuk kelanjutannya para santri akan dikirim magang di bidang kepramukaan sehingga nantinya mereka bisa menjadi anggota Pramuka berkualitas," pungkasnya.

(DHS/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi