Paus Fransiskus melambai dari loggia Basilika Santo Petrus yang menghadap ke alun-alun Santo Petrus, setelah menyampaikan berkat Paskah Urbi et Orbi di Vatikan, Minggu (9/4/2023) (Reuters/NurPhoto/Massimo Valicchia)
Analisadaily.com, Roma - Paus Fransiskus telah menjalani operasi abdomen pada Rabu (7/6) untuk menghilangkan hernia yang berasal dari masalah usus sebelumnya.
Dokter di Rumah Sakit Gemelli, Roma, menyebut bahwa paus berusia 86 tahun itu telah sadar setelah menjalani operasi selama tiga jam tanpa komplikasi apa pun.
"Dia baik-baik saja dan terjaga. Dia sudah bercanda dengan saya," kata dokter bedah RS Gemelli, Sergio Alfieri, yang melakukan prosedur tersebut.
Dilansir dari Antara, mengutip Anadolu, Kamis (8/6), Vatikan membatalkan semua audiensi Fransiskus hingga 18 Juni 2023 karena ia harus dirawat selama beberapa hari di rumah sakit untuk pemulihan pasca operasi.
Tim kepausan baru-baru ini memutuskan bahwa operasi diperlukan untuk mengobati hernia yang mungkin berasal dari operasi sebelumnya.
Paus Fransiskus sebelumnya menjalani operasi usus pada Juli 2021 di RS Gemelli, ketika sebagian usus besarnya diangkat.
Pada akhir Maret, dia dilarikan ke rumah sakit yang sama karena dia mulai merasakan sakit di dadanya dan didiagnosis menderita bronkitis setelah menjalani perawatan intensif selama tiga hari.
Fransiskus dibius total untuk operasi plastik laparotomi dan dinding perut dengan prostesis untuk mengobati penyempitan usus yang berulang, menyakitkan, dan memburuk, demikian informasi para dokter.
Alfieri menjelaskan bahwa biasanya dibutuhkan setidaknya lima hari hingga seminggu bagi pasien untuk pulih dari prosedur serupa.
Namun, mengingat usia paus dan fakta bahwa dia telah menjalani operasi sebanyak empat kali, pemulihan bisa memakan waktu lebih lama.
Operasi dilakukan setelah serangkaian masalah kesehatan serius yang dihadapi Fransiskus baru-baru ini.
Paus menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-parunya saat masih muda dan telah menggunakan kursi roda selama lebih dari setahun karena ligamen di lututnya tegang.
Kondisi kesehatannya yang lemah menimbulkan kekhawatiran apakah dia layak untuk memimpin Gereja Katolik di masa-masa sulit.
Paus sendiri mengisyaratkan dalam wawancara sebelumnya bahwa dia akan mempertimbangkan kemungkinan pengunduran diri jika kesehatannya semakin memburuk.
Fransiskus merujuk pada pendahulunya, Benediktus XVI, yang mengundurkan diri dari tugas kepausan pada 2013 juga karena alasan kesehatan.
Namun, Paus Fransiskus menegaskan bahwa pengunduran diri tidak ada dalam agendanya saat ini.
(RZD)