Info Haji 2023

Mari Melihat Objektif Pelaksanaan Puncak Haji 2023

Mari Melihat Objektif Pelaksanaan Puncak Haji 2023
Ance Selian (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Mekkah - Tokoh masyarakat Sumatera Utara (Sumut) Ance Selian yang juga jemaah haji tahun 1444 Hijriah/2023 Masehi menjelaskan terkait kesimpang siuran jemaah haji Sumut ketika di Muzdalifah disebut terlantar menurutnya harus dilihat secara objektif.

“Kita harus objektif melihat peristiwa ini agar bisa menjadi bahan perbaikan pelaksanaan haji berikutnya,” kata Ance, Jumat (30/6).

Lebih lanjut dikatakan, simpang siur soal peristiwa Muzdalifah, mari takar antara rencana dan kenyataan. Menururnya, rencana dari Muzdalifah sebelum Salat Subuh jemaah sudah didorong dari Muzdalifah, dan Salat Subuh di Mina.

“Faktanya, ada jemaah yang sudah tiba di Mina masih sempat tidur sebelum Salat Subuh, ada juga yang tidak sempat tidur langsung Salat Subuh di Mina. Kemudian ada juga yang Salat Subuh di dalam bus. Ada juga yang masih di Muzdalifah, mereka dapat jemputan setelah setelah pukul 10-11 WAS."

“Nah, yang menjadi persoalan dan faktanya adalah jemaah yang dijemput belakangan ini tidak mendapat sarapan dan bahkan pasokan air minum juga sudah kehabisan, terik panas matahari yang cukup panas sebahagian hanya dapat berlindung di bawah payung.”

“Pertanyaannya adalah, jam berapakah semestinya jemaah paling lama diangkut dari Muzdalifah? Saya saat di Mina berada di Maktab 52. Kemudian jam berapa direncanakan sarapan pagi? Dimanakah direncanakan sarapan pagi? tanyanya.

Fakta di lapangan sesungguhnya ada jemaah yang tidak mendapatkan sarapan pagi, ada jamaah yang hingga pukul 10 siang belum terangkut dari Muzdalifah.Sedangkan yang tiba di Mina sebelum subuh baru dapat sarapan menjelang siang dan ada juga yang dapat saat Zuhur.

Soal kapasitas penampungan jamaah di tenda memang lebih kecil di banding dengan tenda di Arafah, tapi di dalam tenda sudah difasilitaai kasur dan AC serta pasokan air minum dan kamar mandi yang memadai.

“Menurut saya, ayo kita opjektif melihat peristiwa ini agar bisa menjadi bahan perbaikan pelaksanaan haji berikutnya,” tutur Komisaris Independen salah satu BUMN ini.

“Yang baik harus kita katakan baik dan yang kurang baik juga harus kita akui juga, tidak mesti saling menyerang, agar yang tidak baik itu juga bisa kita evaluasi. Apakah sistem yang salah atau petugas yang lalai, atau memang sudah begitu keadaan tempat.”

“Karena keadaan di Mekkah, Madinah, Arafah, Muazdalifah, Mina, sangat dinamis setiap tahun mengalami perubahan-perubahan. Tentu setiap tahun kita juga mengalami hal-hal yang baru, sehingga persiapa kita juga sering mengalami perubahan. Pesan saya tak ada manusia sempurna, hanya yang mengetahui kelemahan dan menyadari kelemahan yang peling sempurna,” pungkasnya.

(KAH/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi