Foto Bersama Seminar Kebangsaan dan Doa Lintas Agama yang Digelar Komunitas Solidaritas Kebangsaan RI. (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Kata-kata penyejuk yang disampaikan oleh enam tokoh agama dan aliran kepercayaan mendamaikan batin para hadirin yang hadir di Aula Raja Inal Siregar, Lt.2 Kantor Gubernur Sumatera Utara, Sabtu (01/07) malam lalu.
Meski berlainan suku, bahasa, dan cara berdoa yang berbeda-beda, namun tidak menggeruskan nilai-nilai dari toleransi dan kerukunan umat beragama, dan semua memiliki tujuan yaitu “Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air dengan memupuk Jiwa Nasionalisme dan Rasa Toleransi antara Umat Beragama."
Praktik-praktik kerukunan dan kedamaian dalam bertoleransi sedang tergerus dengan aksi-aksi intoleransi yang terjadi belakangan ini, dalam bulan Juni 2023 saja, ada lima peristiwa persekusi dan penghalangan umat beragama untuk menjalankan ibadahnya masing-masing.
Solidaritas Kebangsaan RI lahir dari keprihatinan itu, komunitas ini tercetus pada 1 Juni 2022 di Bogor, hanya dengan beberapa pemuka agama (Ust. Maulana Idris, Ust. Martono, Ust. Nasrun dan Dody Lukas, S.Th., M.M), akhirnya tercapai kata sepakat yaitu harus memperjuangkan NKRI dari aksi-aksi intoleransi dan persekusi umat beragama.
"Solidaritas Kebangsaan RI sendiri memiliki visi menjadikan Indonesia Bertoleransi, Bersolidaritas dan Berkebangsaan yang tujuannya adalah fokus membangun kemajemukan dan perbedaan bukan sebagai penghalang dan pemisah, tapi menjadi wujud saling menghargai perbedaan dan menghormati privasi masing-masing pemeluk agama," ujar Dody Lukas, S.Th., M.M selaku Ketua Umum Solidaritas Kebangsaan RI.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dalam sambutannya secara virtual menyampaikan pentingnya moderasi beragama dan peningkatan hubungan komunikasi antar lintas agama. Ia menyambut baik acara seminar kebangsaan dan doa bersama lintas iman ini.
Senada dengan itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf RI), Sandiaga Salahuddin Uno juga menyampaikan pentingnya peran dari tokoh-tokoh agama untuk menyebarkan ajaran agama yang menyejukkan dan membangun toleransi antar umat beragama.
Ketua Umum Solidaritas Kebangsaan RI Dody Lukas, S.Th., M.M.
Staffsus Ketua Dewan Pengarah BPIP RI Romo Antonius Benny Susetyo menyampaikan moderasi beragama adalah langkah yang tepat untuk membangun hubungan komunikasi yang efektif antarlintas agama.
Kata sambutan virtual ditutup oleh perwakilan dari Kemenko PMK RI, Deputi VI Moderasi Beragama, Prof. Warsito. Ia mengatakan kerukunan dapat terjalin baik bila moderasi beragama yang kita lakukan tepat sasaran.
Hj. Bunda Indah yang hadir dalam acara seminar kebangsaan dan doa bersama lintas iman ini juga memberikan tausiah kebangsaan, yang menekankan pentingnya netralitas dalam pemilu yang akan datang, tokoh agama diharapkan tidak berpolitik praktis dan mengedepankan kedamaian bangsa dan negara dengan cara melawan intoleransi yang terjadi.
Acara seminar kebangsaan ini dihadiri oleh Hj. Bunda Indah (Ketua RKLA & MTH Halimah), Perwakilan dari Buya Ali Akbar Marbun (Ponpes Al Kautsar), Bhante Thitavamso Thera (Sekwil SAGIN Aceh & Sumut), Pastor Yosafat Ivo Sinaga (Ketua Komisi Kerawam Keuskupan Agung Medan), J.A. Ferdinandus (Tokoh Kristiani Sumut), Xs. Djohan Adjuan (Ketua Parakhin Sumut), Pinandita M. Chandra Bose, S.Sos (Pengurus Kuil Shri Mariaman).
Brilian Moktar (Ketua Walubi Sumut), Wong Cun Sen Tarigan (Ketua Gema Buddhis Sumut), Ust Martono (Pejuang Toleransi), Pinandita Matha Riswan (Ketua PHDI Kota Medan), Bishop Dikson Panjaitan, M.Div (Ketua MUKNAS Nasional), Johan Tjongiran (Ketua PSMTI Kota Medan), dari Panitia ada : Dody Lukas, S.Th., M.M (Ketua Umum), Ust Maulana Idris, Ust Khalid, Ana Deliana Nasution, Maria Elisabet Hasugian, Dr. Hery Buha Manalu, Js. Raymond, Js. Sujawati, Js. Rudy Yap, Losmen Tarigan, Susilawati, dst.
(BR)