Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin memberikan keterangan pers dalam acara Ikrar Merajut Keberagaman Nusantara dari Sumatera Utara di GOR Serba Guna Pemerintah Provinsi Sumut, Jl. Williem Iskandar, Kamis (19/10). (Analisadaily/Jafar Wijaya)
Analisadaily.com, Medan - Indonesia adalah bangsa besar yang berdiri di atas keragaman agama, suku dan budaya. Namun, berkah keberagaman dari Allah SWT ini dapat menjadi bumerang, apabila tidak dirawat dengan baik, sehingga menimbulkan konflik yang dapat berujung pada perpecahan. Untuk itu, simbol Bhinneka Tunggal Ika harus dihayati dan dijalani oleh seluruh anak bangsa, termasuk masyarakat Sumatera Utara.
Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin pun meminta salah satu organisasi muslim terbesar di Sumut, Jam'iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI), untuk terus berperan proaktif menjadi penjaga terdepan nilai-nilai luhur Pancasila, NKRI, serta persatuan dan kesatuan nasional.
"Keberagaman dan kesepakatan bangsa ini, wajib kita hormati dan jaga bersama. Jangan memberi celah pihak manapun untuk menggoyahkan NKRI, termasuk upaya untuk membenturkan keagamaan dan kebangsaan," katanya saat membuka Ikrar Merajut Keberagaman Nusantara dari Sumatera Utara, di GOR Serba Guna Pemerintah Provinsi Sumut, Jl. Williem Iskandar, Kamis (19/10).
Wapres meminta JBMI untuk memperluas peran dalam syiar agama Islam, penguatan kebangsaan, dan peningkatan literasi budaya yang menjangkau semua kelompok masyarakat.
Dalam menghadapi tantangan keberagaman bangsa, Wapres juga meminta semua pemangku kepentingan untuk konsisten mengembangkan moderasi beragama.
"Saya minta seluruh pihak untuk terus konsisten dalam mengembangkan corak keberagamaan yang moderat, inklusif, dan toleran, atau yang dikenal dengan moderasi beragama," pintanya.
Wapres menilai, moderasi beragama ini sangat penting, agar segala perbedaan agama maupun budaya di negeri ini dan juga di kancah global, dapat dimaknai secara positif sebagai karunia Tuhan dan keniscayaan sejarah.
"Kita punya tanggung jawab moral yang besar untuk turut menciptakan perdamaian di tengah dunia yang sedang berduka, terutama akibat peperangan," tuturnya.
Wapres pun berharap, dengan dibacakannya ikrar yang dilandasi spirit Dalihan Na Tolu dari Sumatra Utara ini, yang dilandasi prinsip saling menghormati, menghargai, dan menyayangi sesama anak bangsa, mampu membawakan pesan Islam yang damai, Islam yang ramah, dan Islam yang bisa menyejahterakan umat.
"Saya juga mengharapkan Jam’iyah Muslim Batak Indonesia terus memperluas dan menggandeng partisipasi nyata semua komponen bangsa, menggemakan spirit Islam Nusantara, serta tetap istikamah di jalur dakwah dengan mempererat ukhuwah, mengembangkan moderasi, dan membangun kemajuan umat," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Arif Rahmansyah Marbun mengungkapkan, tingginya tingkat keanekaragaman budaya bangsa Indonesia merupakan kekayaan budaya yang tidak terhingga dan sudah digali oleh para pendahulu yang kemudian dikristalkan dalam lima butir Pancasila.
"Oleh karena itu Pancasila merupakan harga mati yang harus kita amalkan dan pertahankan dalam berbangsa dan bernegara," ucapnya.
Sementara, Pj. Gubernur Sumut Hassanudin mengatakan, keberagaman yang ada di Sumut tidak dipandang sebagai sumber perbedaan sehingga tercipta batas di antara masyarakat.
"Tetapi sebagai energi pemersatu kehidupan yang harmonis dalam keberagaman," katanya.
Adapun naskah yang dibacakan dalam 'Ikrar Merajut Keberagaman Nusantara dari Sumatera Utara' menekankan pada poin-poin sebagai berikut: Memegang teguh prinsip-prinsip kebhinnekaan dan memperkuat sikap toleransi sesama anak bangsa Indonesia; Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan penuh rasa tanggung jawab dan cinta tanah air; Membangun rasa persaudaraan yang tulus, saling mengasihi dan menyayangi sesama anak bangsa lintas agama, suku dan budaya; Ikut serta menciptakan rasa damai, sejuk dan bebas konflik antarumat beragama, suku, dan budaya dan Mendukung penuh pemerintah untuk melindungi hak warga negara dalam menjaga harmonisasi antarumat beragama dalam bingkai konstitusional.
Usai pembacaaan ikrar, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman 'Merajut Keberagaman Nusantara dari Sumatera Utara' oleh para tokoh lintas agama, suku agama, dan budaya.
(JW/CSP)