Road Show Seminar di UNTAG Semarang, Prof Ridha Ingatkan Gadget dapat Renggut Masa Depan Generasi Muda

Road Show Seminar di UNTAG Semarang, Prof Ridha Ingatkan Gadget dapat Renggut Masa Depan Generasi Muda
Road Show Seminar di UNTAG Semarang, Prof Ridha Ingatkan Gadget dapat Renggut Masa Depan Generasi Muda (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Semarang - Melanjutkan road show hari keempat di Semarang, Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI), Prof. Dr. dr Ridha Dharmajaya Sp BS (K) berkesempatan mengisi materi di Universitas 17 Agustus (UNTAG) Semarang, Jumat (3/11).

Dalam kegiatan mengambil tema "Penyelamatan Generasi Bangsa Indonesia Menuju Indonesia Emas 2045", Prof Ridha memberikan awarnes atau peringatan kepada seluruh civitas akademika UNTAG tentang bahaya yang bisa merenggut masa depan generasi muda.

"Bahwa ada sesuatu berbahaya yang bisa merenggut masa depan generasi muda kita, yakni penggunaan gadget yang tidak tepat," ujar Prof Ridha di depan 200-an mahasiwa Fisipol UNTAG yang hadir sebagai peserta di acara tersebut.

Di mana ada dua faktor penyebab penggunaan gadget yang bisa mengakibatkan dampak negatif. Yakni, posisi dan durasi.

"Jika menggunakan gadget dengan posisi yang meyebabkan adanya tekukan pada leher, maka akan ada beban yang ditanggung. Semakin dalam tekukan itu, maka akan semakin berat beban yang ditanggung leher," terang Prof Ridha.

Jika ini berlangsung singkat atau hanya beberapa menit lanjut Prof Ridha, hal itu tidak begitu berdampak.

"Tapi jika tekukan itu terjadi lebih dari dua jam dan secara terus menerus, ini menjadi masalah. Maka akan terjadi gangguan yakni saraf kejepit pada bagian leher. Gejalanya yakni berat di pundak, leher pegal, tangan kesemutan, dan bangun tidur tidak segar," ujarnya.

Dulunya gejala ini ungkap Prof Ridha, sering dirasakan orang tua usia 60 tahun ke atas, tapi sekarang mulai dirasakan remaja baik tingkat SMA, SMP bahkan anak SD.

"Parahnya lagi, jika gejala awal itu diabaikan dan terus menggunakan gadget dengan posisi yang salah dan dalam durasi waktu yang lama maka yang terjadi adalah kematian saraf," ucapnya lagi.

Kematian saraf ini ungkap Prof Ridha jauh lebih berbahaya dan berujung cacat dengan gejala yang dialami adalah kelumpuhan pada tangan dan kaki, buang air kecil loss atau tidak terasa dan seksualitas bagi kaum lelaki hilang.

"Jika seperti ini maka tidak ada obat yang menyembuhkan dan tidak ada operasi yang bisa mengembalikan," sebutnya.

Sehingga yang terjadi, 5 hingga 10 tahun ke depan Indonesia akan melahirkan generasi yang cacat. Untuk itulah dirinya menganggap pentingnya gerakan gadget sehat hadir di Indonesia dalam upaya menyelamatkan generasi muda dari situasi bonus demografi.

"Ini tampaknya sepele tapi sangat berdampak negatif. Jadi gerakan gadget sehat ini harus kita mulai dari civitas akdemika bahkan ke keluarga kita untuk lebih mengawasi penggunaan gadget, baik itu adik dan orang terdekat kita. Sehingga harapan kita bersama melahirkan generasi emas menuju 2045 bisa terwujud," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor UNTAG, Prof. Dr. Drs Suparno MSi tak sungkan memuji sosok Prof Ridha yang rela terus bergerak mengkampanyekan gerakan gadget sehat dalam misinya menyelamatkan generasi muda menyambut bonus demografi.

"Prof Ridha Dharmajaya dengan gelar yang cukup banyak adalah sosok muda yang berkarya dan berprestasi. Kita sangat menyambut baik gerakan gadget sehat. Karena ini juga sesuai dengan tema kita hari ini, penyelamatan generasi bangsa Indonesia menuju Indonesia Emas 2045," tuturnya.

Dirinya berharap, pesan yang disampaikan Prof Ridha bisa menjadi peringatan terkhusus kepada civitas akdemika UNTAG agar lebih bijak dalam menggunakan gadget.

Selain Rektor, kegiatan seminar itu juga turut dihadiri Wakil Rektor I UNTAG, Prof Dr Dra Emiliana Sri Pujiarti Msi beserta jajaran Wakil Rektor II, III dan IV.

Dalam agenda road show hari keempatnya di Semarang itu, Prof Ridha juga mengampanyekan gerakan gadget sehat di Yayasan Pharmasi Perudungan, Sekolah Alam Ar-Ridho, Tembalang dan juga Masjid Pengeran Diponegoro, Pedalangan, Banyumanik Semarang.

(JW/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi